23 Oktober 2017

Materi Dasar AKK, pertemuan 3 dan 4 (Konversi 2017)

Selamat Datang di e-learning Dsar AKK

Silahkan mengisi daftar hadir dan silahkan mengerjakan soal yang tersedia. Selamat bekarja.

Untuk melihat materi klik di sini !

39 komentar:

  1. Nama : Erita Meylani
    NPM : 17410039P
    HADIR

    BalasHapus
  2. NAMA : DWI ANGGARWATI
    NPM : 17410036P
    HADIR
    Buat matrik sebagai menanggulangi gizi buruk di tempat tinggal/ tempat lainya
    Analisis SWOT Tentang gizi buruk d desa Sumberrejo kec.Batanghari Lampung Timur
    Kekuatan (S) :
    • Ada tenaga kesehatan ( 3 bidan, 1 perawat, 1 terapis gigi)
    • Ada fasyankes ( 3 posyandu, 1 poskesdes, 3 balai pengobatan)
    • Kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan
    • Adanya program posyandu yang telah terjadwal, termasuk di dalamnya konseling gizi dan ASI (pojok gizi),pelatihan pengolahan makanan yg sehat berimbang
    • Adanya Forum Komunikasi Kader Posyandu (FKKP) yang diadakan tiap dua bulan sekali
    • Kelas ibu
    Kelemahan (W)
    • Alokasi dana desa yang masih kurang dalam menangani gizi masyarakat
    • Kuantitas dan kualitas Nakes yang masih kurang dalam menangani masalah gizi masyarakat
    • Waktu pelaksanaan Posyandu yang kurang tepat
    • Peran kader yang belum optimal
    • Kurangnya partsipasi lintas sektoral
    Peluang (O)
    • Lokasi wilayah desa Sumberrejo yang cukup luas namun secara keseluruhan mudah dijangkau oleh petugas
    • Kinerja petugas kesehatan Desa Sumberrejo cukup baik dan perhatian mengenai gizi masyarakat
    • Adanya balai pengobatan swasta
    • Adanya praktisi swasta(bidan praktik swasta)

    Strategi SO
    • Meningkatkan kerjasama dengan dokter dan ahli gizi sebagai konsultan melalui program kunjungan ahli
    • Terus memberikan pembekalan dan pelatihan bagi para kader tentang masalah gizi terutama pemberian makanan sehat berimbang
    • Optimalisasi PKK sebagai sarana pemotivator masyarakat sekaligus sarana tukar pikiran (sharing) antar masyarakat mengenai masalah-masalah yang dihadapi masalah gizi keluarga
    • Meningkatkan mutu pelayanan medis Gizi
    Strategi WT
    • Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi masyarakat setempat dalam mendukung program Gizi Masyarakat
    • Mengadakan penyuluhan rutin serta memperbaiki perencanaan dan strategi program penyuluhan tentang pemberian makanan sehat berimbang
    • Membangun koordinasi yang baik antara puskesmas, kader, maupun tokoh masyarakat setempat untuk meningkatkan gizi masyarakat dengan makanan berimbang.
    Strategi ST
    • Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan (penyuluhan, konseling/ KIE,pembagian leaflet, pemasangan poster)
    • Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan di Desa Sumberrejo sehingga kegiatan penyuluhan, konseling, maupunKIE-ASI dapat lebih maksimal
    • Meningkatkan peran serta kader dalam mendukung program gizi yaitu pemberian makanan berimbang pada keluarga, jika perludengan memberikan reward
    OTSW
    Kesimpulan dari analisis SWOT :Untuk meningkatkan Gizi masyarakat maka
    1. Promosi kesehatan yang dilakukan hendaknya lebih ditekankan pada peningkatan peran para ibu, misalnya dengan penyuluhan bersama tentang pemberian makanan yang berimbang dalam rumah tangga agar angka kecukuoan gizi dalam anggota keluarga terpenuhi dan mayarakat bebas dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi

    BalasHapus
  3. NAMA : Ade Debian
    NPM : 17410032P
    HADIR
    ANALISA SWOT PROGRAM KONSELING POJOK GIZI DI PUSKESMAS BUKIT KEMUNING
    1. Strenght
    a.Pendokumentasian akurat terstruktur, sehingga program konseling gizi dapat terlaksana
    b.Program konseling aktif dipojok gizi selama ada rujukan dari Balai Pengobatan(BP) / Poli umum
    c.Sudah terbentuk struktur program gizi yang dikoordinasi oleh satu orang petugas.
    d.Program gizi sangat penting diadakan, karena :
    1)Untuk mengetahui kasus penyakit yang membutuhkan diit khusus program gizi
    2)Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan dasar di.
    Puskesmas sebagai kolaborasi dengan tim medis lain.
    3)Untuk memberikan layanan gizi professional untuk pengunjung puskesmas
    yang membutuhkan.
    4)Pengunjung puskesmas/POZI memperoleh informasi yang akurat tentang gizi atau di
    sesuai kondisi keadaannya.
    5)Pengunjung POZI dapat terhindar atau lebih cepat sembuh dari penyakit yang
    berkaitan dengan gizi.
    6)Menurunkan resiko sakit, sehingga lebih produktif.
    7)Terhindar dari “case fatality” penyakit yang berkaitan dengan gizi.
    2. Weakness
    a.Adanya keterbatasan tenaga kerja di puskesmas yang mengakibatkan terjadinya
    tugas rangkap di program gizi.
    b.Kurang maksimal dalam pemanfaatan program.
    c.Kurangnya media yang memadai, seperti leaflet.
    d.Terbatasnya sarana dan alat yang tersedia
    e.Tidak terjadwalnya pasien yang mengikuti konseling untuk mengikuti kunjungan
    selanjutnya.
    3. Opportunity
    a. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti program konseling cukup tinggi apabila
    ada arahan dari badan pemeriksaan.
    b.Kepatuhan penderita melaksanakan progam konseling
    4. Treathen
    Meningkatnya angka kesakitan masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan gizi.

    BalasHapus
  4. Nama :Danang Virgiawan Pratama
    NPM : 17410034P
    Hadir

    Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk

    Strength
    1. Posyandu sudah tersebar di beberapa tempat.
    2. Pelayanan puskesmas yang memadai.
    3. Kepercayaan terhadap puskesmas

    Weeknes
    1. Pendataan kurang menyeluruh
    2. Waktu pelayanan posyandu kurang tepat
    3. Peran kader yang belum optimal
    4. Cakupan pelaksanaan program gizi buruk masih terbatas.

    Opportunity
    1. Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas
    2. Lokasi puskesmas yang dekat
    3. Tingkat kepadatan penduduk yang rendah

    Treath
    1. Ekonomi yang rendah
    2. Kondisi lingkungan yang buruk
    3. Pendidikan masyarakat kurang tentang gizi

    Strategi SO
    1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk
    2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk

    Strategi WO
    1. Memperbaiki sistem pendataan
    2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
    3. Meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program gizi buruk

    Strategi ST
    1. Melakukan survey dan kuisioner pada masyarakat untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang gizi buruk
    2. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promkes seperti penyuluhan

    Strategi WT
    1. Mengadakan penyuluhan rutin dan strategi program penyuluhan gizi buruk.

    BalasHapus
  5. Nama : Santri Mareta
    Npm : 17410044P
    Hadir

    KEKUATAN (S)
    1. SDM Gizi cukup
    2. Sarana & prasarana mendukung
    3. kebijakan dukungan dalam program BOK
    KELEMAHAN (W)
    1. SDM Gizi Kurang terlatih
    2. sarana dan prasarana digital kurang dipahami petugas
    3. Rujuk internal belum terimplemtasi antara poliUmum,poli Lansia, Poli Kia ,Poli Gigi
    PELUANG (O)
    1. Jmh penddk Luas
    2. Ekonomi masy baik
    3. Adanya Alokasi Dana Bok khusus pemantauan,deteksi untuk balita-bayi dan ibu serta
    Remaja
    STRATEGI (SO)
    1. sdm gizi sdh sesuai standar permenkes 2 orang
    2. masyarkat sdh mengenal gizi baik dan gizi kurang
    3. pemantauan dan deteksi membantu perkembangan gizi ibu ,bayi,balita dan remaja
    secara signifikan
    STRATEG1 (WO)
    1. Mengikuti pelatihan terupdate khusus untuk gizi
    2. pengenalan alat alat digital dengan adanya pelatihan-pelatihan sarana dan prasarana
    3.koordinasi yang baik antar poli dengan mengacu pada perekmbangan deteksi dan pematauan pada ibu ,bayi,balita dan remaja
    ANCAMAN (T)
    1. beberapa puskesmas terakreditasi memiliki SDM yang mempunyai nilai daya saing
    2. Dekat dengan beberapa Rs Swasta dan rs Pemerintah
    3. Masyarakat sdh belum paham mengenai kualitas gizi baik dan gizi kurang
    STRATEGI (ST)
    1.Kolaborasi Antar klinik gizi dengan klinik sanitasi ,poli umum,lansia,kia/kb,dan gigi
    2. edukasi dan posyandu untuk menjangkau dan memantau di posyandu ,posbindu,bulan
    imunisasi,dan program program yang sdh dialokasi untuk kegiataan sesuai dengan RKA
    tahunan puskesmas
    STRATEGI (WT)
    1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas
    2. membagi wilayah kerja bila memiliki 2 orang petugas gizi dengan berkoordinasi melalui lintas sektoral dan lintas program sehingga bisa berjalan sesuai dengan perencanaan RKA BOK dan tercapai target sasaran yang diinginkan

    BalasHapus
  6. NAMA : TRI YULIANI
    NPM : 17410046P
    HADIR
    • BUAT MATRIK SWOT SEBAGAI STRATEGI MENANGGULANGI GIZI BURUK DI TEMAPT TINGGAL/TEMPAT LAINNYA

    GIZI BURUK adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.
    Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak. Pada tingkat yang lebih parah, jika dikombinasikan dengan perawatan yang buruk, sanitasi yang buruk, dan munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat menyebabkan kematian. Wilayah kerja Puskesmas Kalirejo kec. Negerikaton kab. Pesawaran masih banyak yang ditemukan balita mengalami gizi buruk.
    • Pengobatan gizi buruk
    Pada stadium ringan dengan perbaikan gizi.
    Pengobatan pada stadium berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit harus diobati satu persatu. Penderitapun sebaiknya dirawat di Rumah Sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh.
    Pengobatan pada penderita MEP (Malnutrisi Energi Protein) tentu saja harus disesuaikan dengan tingkatannya. Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi. Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau setara dengan 100-150 Kkal.
    Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit yang menyertai harus diobati satu per satu. Penderita pun sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya, status gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh.
    Strategi analisis penanggulangan gizi buruk di desa Kalirejo adalah :
    • Kekuatan ( Strength )
     Adanya Posyandu diseluruh wilayah kerja Puskesmas kalirejo
     Pelayanan kesehatan puskesmas yang memadai
     Keterampilan tenaga kesehatan
    • Kelemahan (weakneses)
     Pendataan yang kurang menyeluruh diwilalayah kerjanya
     Penderita gizi buruk yang tidak pernah keposyandu
     Peran kader yang belum optimal
     Cakupan program gizi yang belum maksimal
    • Opportunity
     Adanya kader kesehatan
     Lokasi puskesmas yang terjangkau
     Pengetahuan penduduk yang kurang tentang kesehatan
    • Treath
     Pola pengasuhan anak yang kurang
     Factor lingkungan yang buruk
     Factor ekonomi menengah kebawah
    • Strategi SO
     Penyuluhan tentang gizi buruk oleh tenaga kesehatan
     Kunjungan kerumah penderita gizi buruk
     Pelatihan kader kesehatan
    • Strategi wo
     Pendataan ulang oleh kader dan tenaga kesehatan
     Kerjasama lintas ector
    • Strategi ST
     Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
     Meningkatkan kualitas cakupan program gizi buruk
    • Strategi WT
    Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yaitu peningkatan gizi yang seimbng seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi, pemberian vitamin dll

    BalasHapus
  7. NAMA : AHLUL FIKRI KURNIA
    NPM : 17410033P

    HADIR


    MATRIK SWOT PENANGANAN GIZI BURUK DALAM MASYARAKAT

    Kekuatan (S)
    • Adanya Tenaga Dokter dan Tenaga Gizi Klinis di puskesmas
    • Adanya Fasilitas penunjang di puskesmas
    • Adanya program gizi dan sistem pelaporan gizi di puskesmas dan kabupaten
    • Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas

    Kelemahan (W)
    • Pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk belum optimal
    • Kualitas tenaga Kesehatan masih Kurang Baik
    • Dana Puskesmas untuk program gizi masih kurang
    • Cakupan pelaksaan program gizi kurang menyeluruh
    • Peran kader kesehatan kurang optimal

    Peluang (O)
    • Kinerja Dinas Kesehatan Cukup Baik
    • Adanya Kader Kesehatan di tingkat puskesmas
    • Adanya Poliklinik Swasta
    • Dokter praktek swasta dan bidan swasta
    • Adanya posyandu

    Ancaman (T)
    • Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan keluarga tentang Gizi yang baik
    • Tingkat pendidikan dan status ekonomi masih rendah
    • Kurangnya kordinasi antara puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat


    Strategi SO
    • Kerjasama Dokter dengan ahli gizi
    • Pelatihan kader tentang gizi yang baik
    • Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi
    • Kerjasama klinik dan praktek swasta dalam penanganan gizi buruk
    • Optimalisasi program gizi

    Strategi WO
    • Memperbaiki sistem pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk
    • Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dalam penyuluhan dan penanganan kasus gizi buruk dapat berjalan optimal
    • Meningkatkan peran serta kadar dalam mendukung program gizi
    • Kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan program gizi

    Strategi ST
    • Melakukan Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi yang baik
    • Pemberian Makanan tambahan kepada penderita gizi buruk
    • Mengoptimalkan kerjasama antara puskesmas dan kader kesehatan masyarakat

    Strategi WT
    • Melakukan kegiatan yang melibatkan peran serta tokoh masyarakat dalam mendukung program gizi
    • Mengadakan penyuluhan rutin dan memperbaiki strategi dalam program gizi
    • Kerjasama yang baik antara kader tokoh masyarakat dalam pelaksaan program gizi

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Nama : Indah Rinfilia
    NPM : 17410041p
    HADIR

    TUGAS

    Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk di Puskesmas

    Kekuatan ( S )
    1.Ada tenaga Profesional dokter dan tenaga medis
    2.Kepercayaan terhadap puskesmas
    3.Adanya fasilitas penunjang ( Ranap dan Lab )
    4.Adanya Program Gizi yang terjadwal : pembagian makanan tambahan dll
    5.Adanya forum komunikasi ( Kader )
    6.Memiliki Pelaporan Puskesmas

    Kelemahan ( W )
    1.Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum tercapai
    2.Alokasi dana Puskesmas yang kurang maksimal
    3.Kurangnya Nakes Gizi
    4.Peran Kader kurang maksimal
    5.Cakupan pelaksanaan gizi masih terbatas

    Peluang ( o )
    1.Puskesmas mudah dijangkau
    2.Adanya Kader
    3.Adanya poliklinik swasta
    4.Adanya Posyandu

    Strategi ( SO )
    1.Meningkatkan kerjasama dengan dokter specialis dan ahli gizi sebagai konsultan
    2.terus memberikan pembekalan dan pelatihan para kader tentang masalah gizi
    3.Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi
    4.Posyandu rutin ditiap desa
    5.Pembagian makan tambahan dan susu
    6.Kerjasama dengan poliklinik swasta

    Srategi ( WO )
    1.Memperbaiki sistem pendataan yang sudah ada
    2.Optimalisasi program penyuluhan gizi
    3.Meningkatkan peran serta kader

    Ancaman ( T )
    1.Kurangnya Pengetahuam masyarakat tentang pentingnya gizi dan bahaya nya gizi buruk
    2.Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah
    3.Kurangnya asupan makanan bergizi

    Strategi ( ST )
    1.Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan
    2.Melakukan Survey
    3.Memberikan wadah Sharing atau tukar pikiran tentang gizi buruk

    Strategi ( WT )
    1.Mengadakan posyandu dan penyuluhan rutin tentang gizi buruk
    2.Melibatkan peran serta masyarakat

    BalasHapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. NAMA : FITROH CAHYANINGTYAS
    NIM : 17410040P
    HADIR

    A. Strength ( Kekuatan)
    1. Jaringan kerjasama antar sector sangat baik. (camat, kepala desa dan tokoh masyarakat serta dukungan orang tua balita).
    2. Pelaksana dan petugas kegiatan siap melayani masyarakat kapanpun diperlukan.
    3. Informasi tentang pentingnya hidup sehat, imunisasi dan pendidikan telah sampai pada masyarakat
    4. Tersedianya fasilitas tempat, kendaraan dan akses jalan sudah baik.
    5. Dukungan dana APBD dalam penyediaan obat dan vaksin lancar.
    B. Weakness (Kelemahan)
    1. Sasaran posyandu tersebar dalam beberapa pedukuhan dengan akses jalan yang sulit .
    2. Faktor pendidikan dasar yang rendah sehingga tidak jarang warga masyarakat yang tidak mengerti apa pentingnya imunisasi misalnya.
    3. Faktor keyakinan dan adat istiadat kuno yang masih dipegang teguh masyarakat sehingga dapat menghambat program penyuluhan . Misalnya : Banyak anak banyak rejeki.; Jika anaknya di imunisasi malah jadi sakit (panas) sehingga ibu bayi enggan ke posyandu untuk mengikuti program imunisasi.
    4. Keadaan social ekonomi masyarakat dengan pendapatan rendah membuat program promosi hidup sehat terhambat.
    C. Opportunity (Peluang)
    1. Banyak warga dan tokoh masyarakat yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu kepentingan masyarakat.
    2. Derasnya arus informasi membantu secara tidak langsung akan tertangkapnya program promosi kesehatan lewat televisi, internet dan banner.
    D. Treaths (Ancaman / Gangguan)
    1. Penghasilan rendah mebuat ibu turut mencari nafkah, akibatnya banyak anak balita yang tidak tertib dalam mengikuti posyandu.
    E. SO strategies
    1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk
    2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk
    F. WO strategies:
    1.. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
    2. Meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program gizi buruk
    G. WT strategies:
    1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas

    BalasHapus
  13. Nama : Erita Meylani
    NPM : 17410039P

    Matriks SWOT Puskesmas teluk pandan untuk penanggulangan gizi buruk di kecamatan teluk pandan.
    KEKUATAAN (S)
    1.adanya tenaga kesehatan termasuk ahli gizi
    2.memiliki peralatan properti gizi yang lengkap
    3.puskesmas berada didekat terminal, letak puskesmas yang strategis
    4.memiliki sumber dana yang memadai dan secara kontinyu dari pamerintah

    KELEMAHAN (W)
    1.kurangnya tenaga kesehatan dan penempatan tenaga kerja kesehatan yang belum sesuai bidang
    2.kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap gizi
    3.pengelolaan dana belum berjalan dengan baik
    4.manajemen puskesmas yang belum berjalan dengan baik

    KESEMPATAN (O)
    1.puskesmas merupakan puskesmas kecamatan dan satu-satunya
    2.masyarakat dengan jumlah KK yang banyak
    3.masyarakat yang bersedia diberi penyuluhan kesehatan tentang gizi
    4.dengan adanya tenaga kesehatan ahli gizi bisa mengoptimalkan pelayanan

    ANCAMAN (T)
    1.adanya rumah sakit swasta yang baru didirikan, adanya balai pengobatan alternatif
    2.puskesmas yang dekat dengan terminal
    Tingkat kebisingan tinggi
    3.ekonomi masyarakat yang rata-rata rendah

    STRATEGI WO
    1.mengajarkan kader kesehatan untuk dapat ikut serta memberikan penyuluhan gizi
    2.mengajak masyarakat bekerjasama untuk mendukung program puskesmas

    STRATEGI SO
    1.memberikan pelatihan terhadap tenaga kesehatan
    2.meningkatan kualitas pelayanan kesehatan

    STRATEGI ST
    1.meningkatkan kinerja tenaga kesehatan
    2.meningkatan program-program puskesmas termasuk program gizi
    3.melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya

    STRATEGI WT
    1.melakukan penepatan kerja tenaga kesehatan sesuai bidangnya
    2.memperbaiki manajemen puskesmas
    3.melakukan pendekatan rutin dengan promkes kepada masyarakat.

    BalasHapus
  14. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  15. Nama : Yuli yandara
    Npm : 17410047p
    Hadir

    Analisis SWOT Tentang gizi buruk di puskesmas desa brabasan kec.Mesuji

    Kekuatan ( Strength )
    - Adanya Posyandu diseluruh wilayah kerja Puskesmas Mesuji
    - Pelayanan kesehatan puskesmas yang memadai
    - Keterampilan tenaga kesehatan

    Kelemahan (weakneses)
    - Pendataan yang kurang menyeluruh diwilalayah kerjanya
    - Penderita gizi buruk yang tidak pernah keposyandu
    - Peran kader yang belum optimal
    - Cakupan program gizi yang belum maksimal

    Opportunity
    - Adanya kader kesehatan
    - Lokasi puskesmas yang terjangkau
    - Pengetahuan penduduk yang kurang tentang kesehatan

    Treath
    - Pola pengasuhan anak yang kurang
    - Faktor lingkungan yang buruk
    - Faktor ekonomi menengah kebawah

    Strategi SO
    - Penyuluhan tentang gizi buruk oleh tenaga kesehatan
    - Kunjungan kerumah penderita gizi buruk
    - Pelatihan kader kesehatan

    Strategi wo
    - Pendataan ulang oleh kader dan tenaga kesehatan
    - Kerjasama lintas ector

    Strategi ST
    - Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
    - Meningkatkan kualitas cakupan program gizi buruk

    Strategi WT
    - Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yaitu peningkatan gizi yang seimbang seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi dan pemberian vitamin....

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Nama : ELVA NURYANTI
    Npm : 17410051P
    Hadir

    Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk
    Strength :
    1. Ada tenaga profesional (Dokter umum dan para medis lainnya)
    2. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (rawat inap dan laboratorium)
    3. Kepercayaan terhadap puskesmas
    Weeknes :
    1. Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum tercapai angka yang maksimal
    2. Alokasi dana dari puskesmas yang masih kurang
    3. Kuantitas dan kualitas Nakes yang masih kurang
    Opportunity :
    1. Lokasi wilayah puskesmas yang cukup luas
    2. Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas
    3. Adanya poliklinik swasta
    Treath :
    1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi
    2. Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang masih rendah
    3. Kurangnya koordinasi antara puskesmas dan kader yang ada
    Strategi SO :
    1. Meningkatkan kerjasama dengan dokter spesialis dan ahli gizi sebagai konsultan melalui program gizi buruk
    2. Memberikan pembekalan dan pelatihan bagi para kader tentang masalah gizi buruk
    3. Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi buruk
    Strategi WO :
    1. Memperbaiki system pendataan
    2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
    3. Meningkatkan peran serta kader dalam mendukung program gizi buruk
    Strategi ST :
    1. Melakukan survey dan memberikan kuesioner pada masyarakat wilayah puskesmas untuk mengetaahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang gizi buruk
    2. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan (penyuluhan,konseling,pembagian leaflet,pemasangan poster)
    Strategi WT :
    1. Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi masyarakat setempat tentang program gizi buruk
    2. Mengadakan penyuluhan rutin serta memperbaiki perencanaan dan strategi program penyuluhan
    3. Membangun koordinasi yang baik antar puskesmas,kader, maupun tokoh masyarakat setempat untuk melaksanakan program puskesmas tentang gizi buruk
    4. Perluasan cakupan pelaksanaan program gizi buruk.

    BalasHapus
  19. NAMA : SUSMALINI
    NPM : 17410045P
    HADIR
    TUGAS MATAKULIAH : ANLISA KEBIJAKAN KESEHATAN
    Buat matrik SWOT sebagai strategi menanggulangi gizi buruk di tempat tinggal/tempat lainnya
    Analisis SWOT adalah untuk mempertegas aspek-aspek mana saja yang berpeluang dan ancaman eksternal, serta kekuatan dan kelemahan internal dalam puskesmas Temon Kab.Kulon Progo Jawa Timur.
    1.Kekuatan (strenghhts)
    Terdapat beberapa aspek lingkungan internal yang merupakan kekuatan bagi puskesmas Temon 1 untuk meningkatkan ) kinerja karyawan dalam pelayanan gizi buruk. Adapun Aspek tersebut mencakup sumber daya manusia yang meliputi sebagai berikut:
    a. Fasilitas pelayanan, tersedianya ruangan rawat yang baik dan nyaman untuk pelayanan balita gizi buruk.
    b. Sumber daya manusia, khususnya untuk pelayanan gizi puskesmas Temon telah memiliki ahli gizi dan telah memiliki pelatihan-pelatihan untuk penatalaksanaan gizi buruk
    c. Biaya, sejauh ini biaya operasional makan dan pelayanan gizi pasien melalui proses perencanaan anggaran untuk biaya makan pasien, dan diajukan kepemerintah setempat.
    Program-program pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi kasus gizi buruk

    2.Kelemahan (weaknesses)
    a. Fasilitas pelayanan, untuk melakukan pelayanan makan dan konsultasi gizi pasien diperlukan ruangan yang nyaman hanya saja kerena peralatan yang ada sudah pada rusak sehingga diperlukan biaya penggantian alat tersebut. Diperlukan alat transportasi bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan posyandu.
    b. Sumberdaya Manusia , yang ada sudah terlatih namun belum sepenuhnya diimplementasikan di tempat kerja.
    c. Biaya merupakan factor yang penting hanya saja dalam prosesnya banyak mengalami kendala, misalnya pencairan dana BPJS memerlukan waktu klaim yang lumayan lama.untuk meningkatkan partisipasi kader dalam mengadakan kegiatan posyandu .
    c. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan anaknya ke fasiltas pelayanan kesehatan
    d. Kuranngnya kesadaran orang tua untuk menimbang anaknya ke posyandu


    3.Peluang ( opportunities)
    a. Fasilitas pelayanan, untuk setiap instansi memiliki cirri untuk setiap pelayanan khususnya untuk pelayanan gizi buruk.hal ini bisa di tingkatkan untuk mengscrening kasus gizi buruk
    b. Sumberdaya Manusia , ahli gizi yang ada bisa memperdayakan kader-kader di wilayah kerja puskesmas setempat , serta mengadakan penimbangan balita setiap bulannya.
    c. Program-program pemerintah pusat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menanggulangi kasus gizi buruk
    d. Mengadakan penyuluhan tentang pola makan bayi dan balita untuk mencegah kasus gizi buruk.

    4.Ancaman ( Threats)
    a. Fasilitas kesehatan, Hendaknya fasilitas dan peralatan dalam mengadakan penimbangan pada balita hendaknya di sediakan dengan baik. Sebab jika fasilitas dan peralatan untuk mengscreening kasus gizi buruk tidak memadai makan akan sulit mendeteksi kasus gizi buruk, misalnya sarana trsnsportasi bagi ahli gizi.
    b. Sumberdaya manusia, untuk memenuhi tenaga ahli gizi disetiap puskesmas agar bisa menggerakkan kegiatan posyandu di wilayah kerjanya.
    c. Perluh diadakan insentif untuk kader-kader di posyandu untuk memotivasi keaktifan para kader setempat.
    d. Letak Wilayah yang susah di jangkau sehingga ada beberapa tempat yang tidak aktif posyandunya

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  22. Nama : Erika Dwi Permana
    NPM : 17410038P
    Hadir

    Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk
    KEKUATAN (S)
    a. Petugas ahli gizi yang kompeten.
    b. Adanya program pojok ASI yang bertujuan meningkatkan peran serta ibu yang memiliki bayi untuk memberikan ASI dengan aman dan benar.
    c. Adanya kerjasama yang baik antara ahli gizi, dokter, perawat, dan bidan.
    d. Adanya Posyandu terjalin hubungan yang baik antara kader posyandu, masyarakat yang mempunyai bayi dan balita untuk meningkatkan status kesehatan.
    e. Adanya puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang utama di masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
    f. Puskesmas mendorong kader untuk aktif mendatangi ibu-ibu yng tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya, untuk selanjutnya dianalisa penyebabnya dan selanjutnya diberikan alternative pemecahan masalahnya.
    g. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (laboratorium)
    h. Pemantauan kesehatan dengan penimbangan berat badan pada balita secara rutin membuat kebutuhan gizi yang terkontrol.
    i. Adanya forum komunikasi kader posyandu dengan petugas gizi puskesmas.

    KELEMAHAN (W)
    a. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk datang menimbang bayi dan balita.
    b. hasil penimbangan bayi dan balita menggunakan SKDN masih di bawah target
    c. Ckupan ibu nifas mendapat kapsul vit A masih dibawah target3.

    KESEMPATAN (O)
    a. Letak puskesmas yang strategis yang mudah dijangkau masyarakat.
    b. Letak Puskesmas yang dekat dengan Rumah Sakit
    c. Tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi yang cukup baik pada masyarakat

    ANCAMAN (T)
    a. kurangnya angka bayi dan balita naik timbangannya.
    b. angka ibu nifas yang mendapat kapsul vit A

    STRATEGI WO
    1.mengajarkan kader kesehatan untuk dapat ikut serta memberikan penyuluhan gizi
    2.mengajak masyarakat bekerjasama untuk mendukung program puskesmas

    Strategi SO
    1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk
    2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk

    STRATEGI ST
    1.meningkatkan kinerja tenaga kesehatan
    2.meningkatan program-program puskesmas termasuk program gizi
    3.melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya

    STRATEGI WT
    1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas
    2. melakukan pendekatan rutin dengan promkes kepada masyarakat.

    BalasHapus
  23. NAMA : INTAN KURNIA PUTRI
    NPM : 17410042P

    HADIR
    Matrik SWOT penanggulangan gizi buruk.

    Kekuatan (S)
    • Adanya Tenaga kesehatanDokter dan Tenaga Gizi Klinis di puskesmas
    • Adanya Fasilitas penunjang di puskesmas
    • Adanya program gizi dan sistem pelaporan gizi di puskesmas dan kabupaten
    • Adanya kader kesehatan di setiap wilayah puskesmas

    Kelemahan (W)
    • Pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk belum optimal
    • Kualitas tenaga Kesehatan masih Kurang Baik
    • Dana Puskesmas untuk program gizi masih kurang
    • Cakupan pelaksaan program gizi kurang menyeluruh

    Peluang (O)
    • Kinerja Dinas Kesehatan Cukup Baik
    • Adanya Kader Kesehatan di tingkat puskesmas
    • Adanya Poliklinik Swasta
    • Dokter praktek swasta dan bidan swasta
    • Adanya posyandu

    Ancaman (T)
    • Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan keluarga tentang Gizi yang baik
    • Tingkat pendidikan dan status ekonomi masih rendah
    • Kurangnya kordinasi antara puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat


    Strategi SO
    • Kerjasama Dokter dengan ahli gizi
    • Pelatihan kader tentang gizi yang baik
    • Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi
    • Kerjasama klinik dan praktek swasta dalam penanganan gizi buruk
    • Optimalisasi program gizi

    Strategi WO
    • Memperbaiki sistem pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk
    • Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dalam penyuluhan dan penanganan kasus gizi buruk dapat berjalan optimal
    • Meningkatkan peran serta kadar dalam mendukung program gizi
    • Kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan program gizi
    • Melakukan pendekatan rutin kepada masyarakat

    Strategi ST
    • Melakukan Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi yang baik
    • Pemberian Makanan tambahan kepada penderita gizi buruk
    • Mengoptimalkan kerjasama antara puskesmas dan kader kesehatan masyarakat

    Strategi WT
    • Melakukan kegiatan yang melibatkan peran serta tokoh masyarakat dalam mendukung program gizi
    • Mengadakan penyuluhan rutin dan memperbaiki strategi dalam program gizi
    • Kerjasama yang baik antara kader tokoh masyarakat dalam pelaksaan program

    BalasHapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  25. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  26. NAMA : SAM HARIYANTO
    NPM : 17410043P
    HADIR

    MATRIK SWOT SEBAGAI STRATEGI MENANGGULANGI GIZI BURUK

    Kekuatan ( S )
    -Adanya tenaga ahli gizi yang professional di setiap fasilitas
    kesehatan
    -Adanya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga ahli gizi
    -Melakukan pembinaan dan penyuluhan ke masyarakat tentang program
    Gizi
    -Adanya Standar dalam pemenuhan gizi pasien

    Kelemahan ( W )
    -Faktor pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang berbeda
    -Kurangnya tenaga ahli gizi di setiap fasilitas kesehatan
    -Kurangnya pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat
    -Fasilitas peralatan untuk kegiatan penyuluhan dalam masyarakat
    sangat terbatas.

    Peluang ( O )
    -Adanya posyandu,
    -Adanya praktisi kesehatan ( dokter dan bidan praktek swasta )
    -Adanya informasi dari media sosial

    STRATEGI ( SO )
    -Meningkatkan kerjasama dengan konsultan gizi dan dokter
    spesialis
    -Meningkatkan mutu pelayanan tenaga gizi
    -Pembagian makanan tambahan


    STRATEGI ( WO )
    -Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga gizi
    -Mengoptimalkan program penyuluhan gizi
    -Meningkatkan koordinasi antara tenaga kesehatan


    THREATS ( Ancaman )
    -Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi yang baik
    -Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
    -Kurangnya asupan makanan yang bergizi
    -Kurangnya koordinasi antara tenaga kesehatan

    STRATEGI ( ST )
    -Melakukan pendataan
    -Melibatkan pamong desa

    STRATEGI ( WT )
    -Mengadakan posyandu rutin
    -Mengadakan program penyuluhan tentang gizi buruk

    BalasHapus
  27. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  28. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  29. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  30. Desi Maya Lestari
    NPM 17410035P
    hadir
    MATRIKS SWOT GIZI BURUK
    KEKUATAN (S)
    1. Adanya keterpaduan dan kerjasama lintas program, lintas sektor,dalam penanganan masalah gizi buruk.
    2. Adanya komitmen dari pimpinan pada pengambilan kebijakan keputusan dalam mengatasi masalah gizi buruk
    4.Adanya sumber daya manusia yang kompeten dan memadai bagi pelaku program masalah gizi.
    KELEMAHAN (W)
    1. Masih adanya keluarga miskin sehingga berdampak dalam memenuhi kebutuhan asupan harian.
    2.Transportasi sarana dan prasarana serta akses yg masih sulit dijangkau bagi masyarakat didaerah tertentu shg untuk yankes susah.
    3. Ketersediaan nakes yang tidak merata shg masyarakat awam seringkali tidak terpapar informasi tentang tatalaksana gizi buruk dari nakes.
    PELUANG (O)
    1. Sumber daya alam yang kaya shg mampu menjadi modal dlm prog penanggulangan gizi buruk, cth pemberdayaan makananlokal
    2.Sumber daya manusia yang banyak memungkinkan akan mmenjadi peluang untuk mudah dlm penanggulangan gizi buruk bila hal ini dikelola dengan baik.
    3. Keanekaragaman cultur,agama,suku,dll akan menjadi wahana harta karun yg luar biasa dlm memandang perlunya penanganan gizi buruk sbg upaya corak budaya indonesia yang ingin sehat dan maju
    ANCAMAN (T)
    1. Luasnya wilayah menyebabkan sulitnya konsentrasi pemerintah dlm kebijakan penanganan gizi buruk.
    2. Kwalitas SDM masyarakat yg berbeda-beda shg untuk justifikasi penanganan gizi buruk harus disesuaikan dg kwalitas SDM daerah tersebut.
    3.Masih banyak masyarakat yg hidup dengan garis kemiskinan shg menjadi sangat berat penanganan gizi buruk scr nasional jika tidak dikerjakan oleh semua lini yg terkait.
    STRATEGI SO
    1. Dengan pemanfaatan SDA yg maksimal memungkinkan terjadinya keterpaduan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk penanganan gizi buruk juga sebaliknya.
    2.Adanya komitmen dari pimpinan pada pengambilan kebijakan sangat didukung dan dipengaruhi oleh SDM,SDM yg banyak lebih mudah dl penanganan gizi buruk.
    3.Dukungan dan peran serta masyarakat yg beranekaragam yang aktif sangat mempengaruhi dalam kegiatan pengentasan gizi buruk.
    STRATEGI WO
    1.DEngan SDA yg kaya lebih dari cukup dimanfaatkan secara maksimal bisa menjadi modal dl memenuhi kebutuhan asupan harian shg meminimalisir keluarga miskin
    2.walaupun transportasi,sarana msih kurang untuk daerah ttt akan bisa diatasi dg SDM yg banyak dan memadai penyebaran merata yankes tdk akn mengalami kesulitan
    3. Ketersediaan nakes yg tdk merata bisa diatasi dg melibatkan mayarakat untuk berperan aktif dlm mengentaskan gizi buruk.
    STRATEGI ST
    1. LUasnya wilayah tidak menjadi halangan dg adanya keterpaduan dan kerjasama yg baik antar lintas program, lintas sektor dlm penanganan masalah gizi buruk.
    2. Adanya komitmen dari pimpinan steakholders pd pengambilan kebijakan keputusan disesuaikan dg SDM dalam mengatasi masalah gizi buruk.
    3. Dukungan dan peran serta masyarakat yang aktif dl kegiatan pengentasan gizi buruk,adanya sumberdaya manusia yang kompeten dan memadai bagi pelaku program masalah gizi diharapkan memudahkan untukpenanggulangan gizi buruk.
    STRATEGI WT
    LUasnya wilayah bisa menjadi peluang untuk bisa memanfaatkan SDA sehingga berkurangnya keluarga miskin
    TRansportasi sarana dan prasarana serta akses yg masih sulit dijangkau bagi masyarakat daerah ttt bisa diatasi dg pemerataan SDM dan petugas yankes yang kompeten.

    BalasHapus
  31. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  32. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  33. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  34. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  35. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  36. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  37. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  38. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus