ELEARNING MATRIKULASI
DASAR AKK
Elearning kali ini akan membahas topik 3 dan 4, selama 2 x 100
menit, mulai pukul 18.30 – 22.00 WIB.
Materi ke 3: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
a. Pengertian manajemen
George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan
pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of
planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both
science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat
dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :
1)
Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
2)
Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
3)
Tersedia sumber daya;
manusia, material dan sumber lain
4)
Mendayagunakan atau menggerakkan sumber
daya tersebut secara efisien dan efektif
5)
Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut
(manajer)
6)
Penerapan manajemen berdasarkan ilmu
dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer
b. Pengertian manajemen pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat,
rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat
darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan
di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi
kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit dan
puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan
masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan
kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).
PARADIGMA
PELAYANAN KESEHATAN
a.
Pengertian
paradigma:
Friederichs (dalam Ritzer,
2003:6) menjelaskan, paradigma adalah suatu pandangan mendasar dari suatu
disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subyect matter) yang
harus dipelajari.
Paradigma menurut penjelasan
ini adalah suatu langkah yang bersifat fundamental yang harus dijalankan dalam
mencapai tujuan yang diginkan. Paradigma kesehatan Indonesia semula yang
bersifat tradisional menjadi progresif. Dengan paradigma ini diharapkan
Indonesia sehat akan tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama.
b.
Konten (Perbedaan
paradigma kesehatan sebagai berikut :
Coba jelaskan apa yang
dimaksud dengan konsep atau paradigma health care dan investmen dalam konsep
tersebut. Selain Paradigma di atas juga masih ada beberapa yang penting untuk
dikaji. Perhatikan slide berikut ini.
Coba jelaskan apa yang
dimaksud dengan konsep market segment dan social function dalam konsep
tersebut.
c.
Paradigma
Indonesia Sehat
Lebih spesifik cita-cita
kesehatan Indonesia dapat diperhatikan slide berikut ini.
Apakah padigma ini sudah
berhasil? Dan apakah masih relevan?
Untuk mencapai cita-cita
Indonesia sehat, berikut ini adalah kebijakan negara yang harus dijalankan oleh
semua departemen termasuk lembaga pemerintah non departemen. Perhatikan
visinya.
Berikan komentar Saudara,
apakah kebijakan tersebut telah sampai pada sasaran? Berikan contoh perilaku
masyarakat yang belum sesuai dengan harapan tersebut.
Selain hal-hal diatas,
perilaku pelayanan kesehatan belum sesuai
dengan harapan. Berikut ini konsep pelayanan yang dianggap mampu
memberikan kepuasan pada pelanggan.
PROGRAM
KESEHATAN
a.
Malasalah
kesehatan. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.
Kesenjangan antara target dengan pencapaian.
b.
Program-program
kesehatan. Banyak sekali program-pogram kesehatan yang telah diterapkan, akan
tetapi masih banyak program yang tidak di manage dengan baik.
c.
Stabdar
pelayanan kesehatan minimal, adalah
pelayanan yang harus diterima oleh pasien minimal telah memenuhi standar mutu
pelayanan minimal/dasar. Banyak standar yang telah disusun tetapi tidak
dilaksanakan dengan baik.
Coba cari
berbagai masalah, program, dan standar pelayanan kesehatan yang saudara
ketahui.
MATERI: 4. MANAJEMEN
STRATEGIK
a. Pengertian Manajemen strategis :
Manajemen strategis (strategic
management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan
strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. (Barney, 1997:27).
Strategi
juga dapat diartikan sebagai
keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk
menciptakan suatu posisi menguntungkan.(Grant,
1995:10).
Dengan kata lain, manajamen
strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam
kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Manajemen strategi terdiri
atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata manajemen dan strategi.
Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),
pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting) (Nawawi,
2003:52).
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (
senantiasa meningkat ) dan terus – menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dengan apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru
dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan
Sedangkan Siagian (2004)
mendefinisikan manajemen stratejik sebagai berikut :
Serangkaian keputusan dan
tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut.
Manajemen Stratejik Sektor
Publik :
Manajemen stratejik tidak
hanya digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah diterapkan pada sektor
publik. Menurut Anthony dan Young dalam Salusu (2003) penekanan organisasi
sektor publik dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu:
(1) Tidak bermotif mencari keuntungan.
(2) Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak.
(3) Ada kecenderungan berorientasi semata – mata pada
pelayanan.
(4) Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan
dan strategi.
(5) Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya
untuk mendapatkan bantuan keuangan
(6) Dominasi profesional.
(7) Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang
sangat penting.
b. Rencana
strategik (Visi, Analisa SWOT, Indikator keberhasilan kinerja)
VISI dan MISI
Untuk
menyusuan perencanaan stratgik, harus berdasarkan visi dan misi organisasi:
•
Visi : adalah tujuan akhir jangka panjang dari organisasi, yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 – 10 tahun. (Instansi Pemerintah 5 tahun).
•
Visi ditentukan bersama dengan mengacu ke Visi instansi diatasnya
agar pencapaian tujuan tidak menyimpang dari
organisasi induknya.
PENENTUAN
VISI DAN MISI
•
Misi merupakan tujuan antara
jangka panjang, yang harus dicapai untuk mencapai Visi.
•
Visi
dan Misi diupayakan terukur ( Objective ), tetapi apabila tidak bisa, maka
harus dibuat indikator yang terukur untuk menilai pencapaian Visi dan Misi.
ANALISIS
SWOT
Analaisis
Menurut SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, Threat) merupakan suatu cara yang sistematis untuk
menentukan posisi institusi berdasarkan stuasi internal dan eksternal. Menurut
Safrizal (2009) analisis SWOT merupakan
suatu cara untuk mengetahui faktor dan unsur penentu suatu institusi secara
sistematis untuk melakukan evaluasi kondisi lingkup kegiatan dan selanjutnya
dapat digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan institusi sesuai dengan
kondisi dan potensi yang
dimilikinya. Analisis SWOT sangat
penting dalam manajemen perencanaan. Menurut Sjafrizal (2009) analisis ini
dikembangkan oleh Rangkuti (1997) dia adalah seorang ahli ilmu manajemen.
Dengan pendekatan ini institusi dapat menyusun perencanaan pengembangannya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga perencanaan yang disusun dapat
dijalankan dan diharapkan hasilnya sesuai dengan harapan.
BERIKUT INI CONTOH PENERAPAN ANALISIS
SWOT DALAM SEBUAH PUSKESMAS “X”
Analisis ini
digunakan untuk mengetahui faktor internal (kekatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan tantangan). Berikut ini akan disajikan kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan.
b.1. Kekuatan
·
Adanya SDM medis,
·
Adanya tenaga kepewatan dan bidan sudah sangat
cukup,
·
Adanya tenaga kepemimpinan (ahli manajemen
kesehatan) cukup,
·
Adanya sarana gedung.
b.2. Kelemahan
·
Kekurangan
SDM dokter spesialis,
·
Dokter
gigi.
·
Belum
ada laboratorium yang memadahi,
·
Belum
ada petugas lulusan analis.
b.3. Peluang
·
Adanya jumlah penduduk besar (lebih dari 30.000)
·
Wilayah kerja
puskesmas luas (105,64
km)
·
Belum ada sarana pelayanan rawat inap
·
Adanya kebijakan otonomi daerah
b.4. Tantangan
·
Adanya praktek dokter umum
·
Adanya Balai Pengobatan
·
Adanya pelayanan kesehatan baru
·
Pelayanan di luar wilayah
C. ANALISIS FAKTOR STRATEGIS
Analisis ini
digunakan untuk mengukur kekuatan faktor internal dan eksternal yang telah
dikembangkan pada analisis SWOT.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, akan dianalisis untuk menetukan faktor
yang paling strategis yang selanjutnya dijadikan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Menurut Rangkuti (2002) analisis strategis dapat disusun dengan
pendekatan IFAS (Internal factor
annalysis summary) dan EFAS (Faktor anaisis external summary).
c.1. Analisis IFAS
Dalam memberikan
penilaian (bobot) masing-amsing faktor mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai
dengan 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan
penilaian untuk rating, mulai dari +1
(sangat rendah) sampai dengan +4 (sangat
tinggi). Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk
variabel yang negatif, semakin lemah nilainya 1 dan jika semakin baik (nilai di
bawah rata-rata industri lain) nilainya semakin tinggi (maksimum 4). Analisis
IFAS berikut :
Tabel
4 : Faktor Anaisis Internal Summary (IFAS)
Faktor Strategis Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Nilai
(Bobot x Rating)
|
Penilaian
|
A. Kekuatan:
|
|
|
|
|
1. Adanya SDM medis cukup
|
0,30
|
4
|
1,2
|
Sangat penting
|
2.
Adanya tenaga keperwatan dan
kebidanan sangat cukup
|
0,25
|
4
|
1
|
Sangat penting
|
3.
Adanya tenaga kepemimpinan (ahli
manajemen kesehatan) cukup,
|
0,10
|
3
|
0,3
|
Cukup penting
|
4. Adanya sarana gedung
|
0,10
|
2
|
0,2
|
Cukup penting
|
B.
Kelemahan:
|
|
|
|
|
1. Kekurangan SDM dokter
spesialis,
|
0,10
|
1
|
0,1
|
Kurang penting
|
2. Dokter gigi.
|
0,05
|
2
|
0,1
|
Kurang penting
|
3.
Belum ada laboratorium yang
memadahi,
|
0,05
|
2
|
0,1
|
Kurang penting
|
4. Belum ada petugas
lulusan analis.
|
0,05
|
3
|
0,15
|
Kurang penting
|
Jumlah
|
1,00
|
|
3,15
|
|
Berdasarkan
Tabel 4. dapat dijelaskan bahwa faktor ketersediaan tenaga medis dan
keperawatan merupakan faktor sangat penting (masing-masing mempunyai nilai 4),
nilai ini sangat tinggi, sehingga sangat mendukung dalam pengembangan puskesmas
induk menjadi puskesmas rawat inap. Jumlah nilai 3,15 yang menunjukkan nilai sangat baik,
karena nilai lebih dari 3. Pada analisis
ini tidak dibandingkan dengan puskesmas kompetitor. Selanjutnya akan dilakukan analisis faktor
eksternal untuk menentukan peluang dan tantangan.
c.2. Analisis EFAS
Dalam
memberikan penilaian (bobot) masing-amsing faktor mulai dari 0,00 (tidak
penting) sampai 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00.
Sedangkan penilaian untuk rating pada faktor peluang, jika peluangnya besar
diberi nilai +4 (sangat tinggi), namun jika peluang kecil diberi nilai +1.
Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk variabel
yang negatif (tantangan), semakin besar tantangannya nilainya 1 dan jika
semakin berpeluang (nilai di bawah rata-rata industri lain) nilainya tinggi
(4). Analisis IFAS berikut :
Tabel 5 : Faktor Anaisis External Summary
(EFAS)
Faktor
Strategis Eksternal
|
Bobot
|
Skor
|
Nilai
(Bobot x Skor)
|
Penilaian
|
A.
Peluang:
|
|
|
|
|
1. Adanya jumlah
penduduk besar
(lebih dari 30.000)
|
0,2
|
4
|
0,8
|
Sangat penting
|
2. Wilayah
kerja puskesmas luas
(105,64 km)
|
0,25
|
4
|
1
|
Sangat penting
|
3. Belum ada
sarana pelayanan rawat Inap
|
0,2
|
4
|
0,8
|
Sangat penting
|
4. Adanya
kebijakan otonomi daerah
|
0,05
|
2
|
0,1
|
Kurang penting
|
B.
Tantangan:
|
|
|
|
|
1.
Adanya praktek dokter umum
|
0,05
|
2
|
0,1
|
Kurang penting
|
2.
Adanya Balai Pengobatan
|
0,05
|
3
|
0,15
|
Cukup penting
|
3.
Adanya pelayanan kesehatan
Baru
|
0,05
|
2
|
0,1
|
Kurang penting
|
4.
Pelayanan di luar wilayah
|
0,15
|
2
|
0,3
|
Kurang penting
|
Jumlah
|
1,00
|
|
3,35
|
|
Berdasarkan
tabel 5. dapat dijelaskan bahwa faktor peluang dan tantangan mempunyai nilai
cukup tinggi (3,35), melebih angka 3. Faktor adanya penduduk yang besar, luas
wilayah, dan belum adanya pelayanan rawat inap masing-masing mempunyai bobot 4,
sehingga mempunyai nilai yang sangat strategis. Dalam penghitungan ini tidak
dibandingkan dengan kompetitor yang lain.
D. PERUMUSAN STRATEGI DALAM DALAM
MATRIK SWOT
Berdasarkan
uraian pada tabel IFAS dan EFAS, maka dapat disusun matrik SWOT sebagai berikut
:
Tabel 6. Matrik SWOT
Peningkatan Status Puskesmas
Induk menjadi Rawat Inap
IFAS
EFAS
|
STRENGHTS (S)
1.
SDM medis sudah ada
2.
Adanya tenaga keperwatan dan kebidanan cukup
3.
Adanya tenaga kepemim pinan cukup
4.
Adanya sarana gedung
|
WEAKNESSES (W)
1.
Belum ada SDM spesialis
2.
Belum ada dokter gigi
3.
Belum ada laboratorium yang memadahi
4.
Belum ada petugas lulusan analis
|
OPPORTUNIES (0)
1.
Jumlah penduduk besar
2.
Wilayah kerja luas
3.
Belum ada sarana pelayanan rawat inap
4.
Adanya kebijakan otonomi daerah
|
· Meningkatkan status puskesmas induk menjadi puskesmas rawat
inap.
· Meningkatkan mutu pelayanan
untuk meraih pasar
|
· Mengadakan dokter gigi baru
untuk menambah kekurangan dokter tersebut.
· Menambah sarana BP gigi.
|
THREAT (T)
1.
Adanya praktek dokter umum
2.
Adanya Balai Pengobatan
3.
Adanya pelayanan kesehatan baru
4.
Pelayanan di luar wilayah
|
· Melakukan kerja sama dengan
praktek dokter untuk meningkatkan
pangsa pasar rujukan
· Meningkatkan mutu pelayanan
untuk meraih pasar
|
Mengoptimalkan tenaga
medis dan keperawatan untuk mempertahankan mutu untuk meraih pangsa pasar.
|
Berdasarka
matrik SWOT di atas dapat dijelaskan bahwa strategi-strategi di atas dapat
dijalankan dengan memperhatikan faktor pesaing. Artinya bahwa peningkatan
status puskesmas dapat dijalankan dengan menambah dan memperbaiki hal-hal yang
masih kurang. Strategi yang dapat diterapkan pada Puskesmas X secara rinci
dapat diuraikan :
1.
Janka
pendek : Puskesmas dapat melakukan perbaikan mutu pelayanan untuk meraih pasar,
membuka BP gigi serta melengkapi
sarananya, dan meningkatkan kapasitas labortorium.
Jangka menengah : Meningkatkan status puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap
serta melakukan kerja sama dengan praktek dokter maupun balai pengobatan untuk
meningkatkan pangsa pasar rujukan
(laboratorium).
INDIKATOR
KEBERHASILAN
·
Dibuat pada saat menyusun perencanaan Stratejik.
·
Merupakan ukuran keberhasilan dari suatu
kegiatan.
·
Harus terukur obyektif, kecuali untuk yang
bersifat ukuran baku ( warna, Cuaca dsb )
·
Tidak dapat berubah dalam satu siklus
perencanaan.
·
Merupakan ukuran pembanding pada saat evaluasi.
MACAM-MACAM
INDIKATOR:
INPUT :
Masukan yang dipergunakan untuk kegiatan
OUTPUT : Hasil langsung dari kegiatan dalam
bentuk uang, orang, gedung/material (jangka
pendek) < 1 th
OUT COME :
Peningkatan kapasitas yang diperoleh dari
kegiatan (jangka pendek) 1–3 th
BENEFIT : Manfaat yang dihasilkan dari
kegiatan terhadap tujuan ( jangka menengah) 1 – 5 th
IMPACT : Hasil akhir terhadap derajat
Kesehatan (Dampak ) Jangka menengah/ panjang
> 5 th
Pertemuan 3 dan 4 sampai
disini, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada, DENGAN KLIK DISINI. Sampai minggu yang akan
datang. Terima kasih.
QUIS:
1.
Apakah perilaku
pelayanan kita sudah ssuai dengan konsep SERVICE? Jelaskan pendapat Saudara!!!
2.
Buatlah
analisis swot untuk membuat rencana pembangunan klinik sanitasi. Masukkan
jawaban Saudara pada tempat tersedia (jawaban dapat dikirim ke onimas_dimdim@yahoo.co.id paling lambat sebelum
perkuliahan berikutnya).
A.FIRDIANSYAH
BalasHapusHADIR......
Eni Herleni, hadir
BalasHapusIda Yulianty, hadir
BalasHapusRizka desvita sari
BalasHapusFkm konversi 2014
Hadir
Ima Yustitia
BalasHapusNPM : 14410028, Hadir
Lailia
BalasHapusNPM : 14410030, Hadir
dani kartikawati,
BalasHapusHadir pak
Mona Oftikasari
BalasHapusFkm Konversi 201
Hadir
Yonas T. Dimas
BalasHapusNPM : 14410052.P
Hadir,,,
Taufiqqurokhim
BalasHapushadir
Neti Nurmal Sari
BalasHapusNPM : 14410039P
Hadir
wahyu aristian, hadir..
BalasHapusAji Kurniawan
BalasHapusNPM : 14410014P
Hadir
Edy Jatmiko
BalasHapusHadir
Lanio Ibrahim
BalasHapusNPM : 14410031P
Hadir
Balas
Nurlela diana, Hadir
BalasHapusMeti Nata Palia
BalasHapusHadir
Brian Rinaldi Hadir
BalasHapusM.Tio Ardianto
BalasHapushadir
Abdullah Laupe
BalasHapusNPM : 14410012P
Hadir
oktaviani,hadir
BalasHapusDesi Natalia, NPM:14410018P, Hadir
BalasHapusWindy Febriani
BalasHapusNPM :14410051P
FKM Konversi 2014 Hadir
Dwi Retnoningrum
BalasHapusNPM.14410020P
FKM konversi 2014
Hadir
FIRDAYUNSARI
BalasHapus14410026P
hadir
Lita Nurhasanah
BalasHapusNPM : 14410033P
FKM Konversi 2014
Hadir
SUGENG MURSIDI
BalasHapusNPM 14410047P
HADIR
rushartini hadir
BalasHapusalfarabi, hadir pak
BalasHapuskonversi FKM 2014
mitha andriana, hadir pak
BalasHapuskonversi FKM 2014
Erni Susanti, Hadir
BalasHapushadir
BalasHapusVivi Andriani, Hadir
BalasHapusIrma afria suryani,hadir
BalasHapusdevi arie setioningrum, hadir
BalasHapusnani kurnia....hadir
BalasHapus