7 Oktober 2014

E-learning DAKK Ganjil 2014/2015_Pertemuan 3 dan 4



ELEARNING MATRIKULASI DASAR AKK
Elearning kali ini akan membahas topik 3 dan 4, selama 2 x 100 menit, mulai pukul 18.30 – 22.00 WIB.
Materi ke 3: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
a. Pengertian manajemen

George R. Terry dalam bukunya   “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :
1)      Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
2)      Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
3)      Tersedia sumber daya;  manusia, material dan sumber lain
4)      Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
5)      Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
6)      Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer

b. Pengertian manajemen pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif.  Selain itu,  pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).
PARADIGMA PELAYANAN KESEHATAN
a.      Pengertian paradigma:

Friederichs (dalam Ritzer, 2003:6) menjelaskan, paradigma adalah suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subyect matter) yang harus dipelajari.
Paradigma menurut penjelasan ini adalah suatu langkah yang bersifat fundamental yang harus dijalankan dalam mencapai tujuan yang diginkan. Paradigma kesehatan Indonesia semula yang bersifat tradisional menjadi progresif. Dengan paradigma ini diharapkan Indonesia sehat akan tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama.
b.      Konten (Perbedaan paradigma kesehatan sebagai berikut :
Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep atau paradigma health care dan investmen dalam konsep tersebut. Selain Paradigma di atas juga masih ada beberapa yang penting untuk dikaji. Perhatikan slide berikut ini.
Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep market segment dan social function dalam konsep tersebut.
c.       Paradigma Indonesia Sehat
Lebih spesifik cita-cita kesehatan Indonesia dapat diperhatikan slide berikut ini.
Apakah padigma ini sudah berhasil? Dan apakah masih relevan?
Untuk mencapai cita-cita Indonesia sehat, berikut ini adalah kebijakan negara yang harus dijalankan oleh semua departemen termasuk lembaga pemerintah non departemen. Perhatikan visinya.
Berikan komentar Saudara, apakah kebijakan tersebut telah sampai pada sasaran? Berikan contoh perilaku masyarakat yang belum sesuai dengan harapan tersebut.
Selain hal-hal diatas, perilaku pelayanan kesehatan belum sesuai  dengan harapan. Berikut ini konsep pelayanan yang dianggap mampu memberikan kepuasan pada pelanggan.

PROGRAM KESEHATAN
a.       Malasalah kesehatan. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Kesenjangan antara target dengan pencapaian.
b.      Program-program kesehatan. Banyak sekali program-pogram kesehatan yang telah diterapkan, akan tetapi masih banyak program yang tidak di manage dengan baik.
c.       Stabdar pelayanan kesehatan minimal,  adalah pelayanan yang harus diterima oleh pasien minimal telah memenuhi standar mutu pelayanan minimal/dasar. Banyak standar yang telah disusun tetapi tidak dilaksanakan dengan baik.
Coba cari berbagai masalah, program, dan standar pelayanan kesehatan yang saudara ketahui.

MATERI: 4. MANAJEMEN STRATEGIK
a. Pengertian Manajemen strategis :
Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. (Barney, 1997:27).
Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan.(Grant, 1995:10).
Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata manajemen dan strategi. Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting) (Nawawi, 2003:52).
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental ( senantiasa meningkat ) dan terus – menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan
Sedangkan Siagian (2004) mendefinisikan manajemen stratejik sebagai berikut :
Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Manajemen Stratejik Sektor Publik :
Manajemen stratejik tidak hanya digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah diterapkan pada sektor publik. Menurut Anthony dan Young dalam Salusu (2003) penekanan organisasi sektor publik dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu:
(1) Tidak bermotif mencari keuntungan.
(2) Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak.
(3) Ada kecenderungan berorientasi semata – mata pada pelayanan.
(4) Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi.
(5) Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan keuangan
(6) Dominasi profesional.
(7) Pengaruh politik biasanya memainkan peranan yang sangat penting.


b. Rencana strategik (Visi, Analisa SWOT, Indikator keberhasilan kinerja)

VISI dan MISI
Untuk menyusuan perencanaan stratgik, harus berdasarkan visi dan misi organisasi:
         Visi : adalah tujuan akhir jangka panjang dari organisasi, yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 – 10 tahun. (Instansi Pemerintah 5 tahun).
         Visi ditentukan bersama dengan mengacu ke Visi instansi diatasnya agar pencapaian tujuan tidak menyimpang dari organisasi induknya.

PENENTUAN VISI DAN MISI
         Misi merupakan tujuan antara jangka panjang, yang harus dicapai untuk mencapai Visi.
         Visi dan Misi diupayakan terukur ( Objective ), tetapi apabila tidak bisa, maka harus dibuat indikator yang terukur untuk menilai pencapaian Visi dan Misi.

ANALISIS SWOT
Analaisis Menurut SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threat) merupakan suatu cara yang sistematis untuk menentukan posisi institusi berdasarkan stuasi internal dan eksternal. Menurut Safrizal (2009) analisis SWOT  merupakan suatu cara untuk mengetahui faktor dan unsur penentu suatu institusi secara sistematis untuk melakukan evaluasi kondisi lingkup kegiatan dan selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan institusi sesuai dengan kondisi dan potensi yang  dimilikinya.  Analisis SWOT sangat penting dalam manajemen perencanaan. Menurut Sjafrizal (2009) analisis ini dikembangkan oleh Rangkuti (1997) dia adalah seorang ahli ilmu manajemen. Dengan pendekatan ini institusi dapat menyusun perencanaan pengembangannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga perencanaan yang disusun dapat dijalankan dan diharapkan hasilnya sesuai dengan harapan.

BERIKUT INI CONTOH PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM SEBUAH PUSKESMAS “X”
Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor internal (kekatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan). Berikut ini akan disajikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.
b.1. Kekuatan
·         Adanya SDM medis,
·         Adanya tenaga kepewatan dan bidan sudah sangat cukup,
·         Adanya tenaga kepemimpinan (ahli manajemen kesehatan) cukup,
·         Adanya sarana gedung.
b.2. Kelemahan
·         Kekurangan SDM dokter spesialis,
·         Dokter gigi.
·         Belum ada laboratorium yang memadahi,
·         Belum ada petugas lulusan analis.
b.3. Peluang
·         Adanya jumlah penduduk besar (lebih dari 30.000)
·         Wilayah kerja  puskesmas luas (105,64 km)
·        Belum ada sarana pelayanan rawat inap
·        Adanya kebijakan otonomi daerah
b.4. Tantangan
·         Adanya praktek dokter umum
·         Adanya Balai Pengobatan
·         Adanya pelayanan kesehatan baru
·         Pelayanan di luar wilayah

C. ANALISIS FAKTOR STRATEGIS
Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan faktor internal dan eksternal yang telah dikembangkan pada analisis SWOT.  Berdasarkan hasil analisis SWOT, akan dianalisis untuk menetukan faktor yang paling strategis yang selanjutnya dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Rangkuti (2002) analisis strategis dapat disusun dengan pendekatan IFAS (Internal factor annalysis summary) dan  EFAS (Faktor anaisis external  summary).
c.1. Analisis IFAS
Dalam memberikan penilaian (bobot) masing-amsing faktor mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai dengan 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan penilaian untuk rating, mulai dari  +1 (sangat rendah)  sampai dengan +4 (sangat tinggi). Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk variabel yang negatif, semakin lemah nilainya 1 dan jika semakin baik (nilai di bawah rata-rata industri lain) nilainya semakin tinggi (maksimum 4). Analisis IFAS berikut :
Tabel 4 : Faktor Anaisis Internal  Summary (IFAS)
Faktor Strategis Internal
Bobot
Rating
Nilai
(Bobot x Rating)
Penilaian
A. Kekuatan:




1. Adanya SDM medis cukup
0,30
4
1,2
Sangat penting
2. Adanya tenaga keperwatan dan
    kebidanan sangat cukup
0,25
4
1
Sangat penting
3. Adanya tenaga kepemimpinan (ahli
     manajemen kesehatan) cukup,
0,10
3
0,3
Cukup penting
4. Adanya sarana gedung
0,10
2
0,2
Cukup penting
B. Kelemahan:




1. Kekurangan SDM dokter spesialis,
0,10
1
0,1
Kurang penting
2. Dokter gigi.
0,05
2
0,1
Kurang penting
3. Belum ada laboratorium yang
    memadahi,
0,05
2
0,1
Kurang penting
4. Belum ada petugas lulusan analis.
0,05
3
0,15
Kurang penting
Jumlah
1,00

3,15

Berdasarkan Tabel 4. dapat dijelaskan bahwa faktor ketersediaan tenaga medis dan keperawatan merupakan faktor sangat penting (masing-masing mempunyai nilai 4), nilai ini sangat tinggi, sehingga sangat mendukung dalam pengembangan puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap. Jumlah nilai  3,15 yang menunjukkan nilai sangat baik, karena nilai lebih dari 3.  Pada analisis ini tidak dibandingkan dengan puskesmas kompetitor.  Selanjutnya akan dilakukan analisis faktor eksternal untuk menentukan peluang dan tantangan.
c.2. Analisis EFAS
Dalam memberikan penilaian (bobot) masing-amsing faktor mulai dari 0,00 (tidak penting) sampai 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan penilaian untuk rating pada faktor peluang, jika peluangnya besar diberi nilai +4 (sangat tinggi), namun jika peluang kecil diberi nilai +1. Penilaian yang bersifat positif dari +1 saampai dengan +4. Namun untuk variabel yang negatif (tantangan), semakin besar tantangannya nilainya 1 dan jika semakin berpeluang (nilai di bawah rata-rata industri lain) nilainya tinggi (4). Analisis IFAS berikut :
Tabel 5 : Faktor Anaisis External  Summary (EFAS)
Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
Penilaian
A. Peluang:




1. Adanya jumlah penduduk besar
    (lebih dari 30.000)
0,2
4
0,8
Sangat penting
2. Wilayah kerja  puskesmas luas
    (105,64 km)
0,25
4
1
Sangat penting
3. Belum ada sarana pelayanan rawat  Inap
0,2
4
0,8
Sangat penting
4. Adanya kebijakan otonomi daerah
0,05
2
0,1
Kurang penting
B. Tantangan:




1. Adanya praktek dokter umum
0,05
2
0,1
Kurang penting
2. Adanya Balai Pengobatan
0,05
3
0,15
Cukup penting
3. Adanya pelayanan kesehatan
    Baru
0,05
2
0,1
Kurang penting
4. Pelayanan di luar wilayah
0,15
2
0,3
Kurang penting
Jumlah
1,00

3,35


Berdasarkan tabel 5. dapat dijelaskan bahwa faktor peluang dan tantangan mempunyai nilai cukup tinggi (3,35), melebih angka 3. Faktor adanya penduduk yang besar, luas wilayah, dan belum adanya pelayanan rawat inap masing-masing mempunyai bobot 4, sehingga mempunyai nilai yang sangat strategis. Dalam penghitungan ini tidak dibandingkan dengan kompetitor yang lain.

D. PERUMUSAN STRATEGI DALAM DALAM MATRIK SWOT
                Berdasarkan uraian pada tabel IFAS dan EFAS, maka dapat disusun matrik SWOT sebagai berikut :
Tabel 6. Matrik SWOT
Peningkatan Status Puskesmas Induk menjadi Rawat Inap

                                IFAS





EFAS
STRENGHTS (S)
1.     SDM medis sudah ada
2.     Adanya tenaga keperwatan dan kebidanan cukup
3.     Adanya tenaga kepemim pinan cukup
4.     Adanya sarana gedung
WEAKNESSES (W)
1.    Belum ada SDM spesialis
2.    Belum ada dokter gigi
3.    Belum ada laboratorium yang memadahi
4.    Belum ada petugas lulusan analis
OPPORTUNIES (0)
1.     Jumlah penduduk besar
2.     Wilayah kerja luas
3.     Belum ada sarana pelayanan rawat inap
4.     Adanya kebijakan otonomi daerah
  
·   Meningkatkan status  puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap.
·   Meningkatkan mutu pelayanan untuk meraih pasar

·  Mengadakan dokter gigi baru untuk menambah kekurangan dokter tersebut.
·  Menambah sarana BP gigi.
THREAT (T)
1.     Adanya praktek dokter umum
2.     Adanya Balai Pengobatan
3.     Adanya pelayanan kesehatan baru
4.     Pelayanan di luar wilayah

·   Melakukan kerja sama dengan praktek dokter untuk meningkatkan  pangsa pasar rujukan
·   Meningkatkan mutu pelayanan untuk meraih pasar

Mengoptimalkan tenaga medis dan keperawatan untuk mempertahankan mutu untuk meraih pangsa pasar.

Berdasarka matrik SWOT di atas dapat dijelaskan bahwa strategi-strategi di atas dapat dijalankan dengan memperhatikan faktor pesaing. Artinya bahwa peningkatan status puskesmas dapat dijalankan dengan menambah dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Strategi yang dapat diterapkan pada Puskesmas X secara rinci dapat diuraikan :
1.      Janka pendek : Puskesmas dapat melakukan perbaikan mutu pelayanan untuk meraih pasar, membuka BP gigi serta melengkapi  sarananya, dan meningkatkan kapasitas labortorium.
Jangka menengah : Meningkatkan status  puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap serta melakukan kerja sama dengan praktek dokter maupun balai pengobatan untuk meningkatkan  pangsa pasar rujukan (laboratorium).
INDIKATOR KEBERHASILAN
·         Dibuat pada saat menyusun perencanaan Stratejik.
·         Merupakan ukuran keberhasilan dari suatu kegiatan.
·         Harus terukur obyektif, kecuali untuk yang bersifat ukuran baku ( warna, Cuaca dsb )
·         Tidak dapat berubah dalam satu siklus perencanaan.
·         Merupakan ukuran pembanding pada saat evaluasi.

MACAM-MACAM INDIKATOR:
INPUT              : Masukan yang dipergunakan untuk kegiatan
OUTPUT            : Hasil langsung dari kegiatan dalam bentuk uang, orang, gedung/material    (jangka pendek) < 1 th
OUT COME     : Peningkatan kapasitas yang diperoleh dari   kegiatan (jangka pendek)  1–3 th
BENEFIT           : Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan terhadap tujuan ( jangka menengah)  1 – 5 th
IMPACT           : Hasil akhir terhadap derajat Kesehatan (Dampak ) Jangka  menengah/ panjang > 5 th
Pertemuan 3 dan 4 sampai disini, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada, DENGAN KLIK DISINI. Sampai minggu yang akan datang. Terima kasih.
QUIS:
1.     Apakah perilaku pelayanan kita sudah ssuai dengan konsep SERVICE? Jelaskan pendapat Saudara!!!
2.    Buatlah analisis swot untuk membuat rencana pembangunan klinik sanitasi. Masukkan jawaban Saudara pada tempat tersedia (jawaban dapat dikirim ke onimas_dimdim@yahoo.co.id paling lambat sebelum perkuliahan berikutnya).

36 komentar:

  1. A.FIRDIANSYAH
    HADIR......

    BalasHapus
  2. Rizka desvita sari
    Fkm konversi 2014
    Hadir

    BalasHapus
  3. Ima Yustitia
    NPM : 14410028, Hadir

    BalasHapus
  4. Lailia
    NPM : 14410030, Hadir

    BalasHapus
  5. dani kartikawati,
    Hadir pak

    BalasHapus
  6. Mona Oftikasari
    Fkm Konversi 201
    Hadir

    BalasHapus
  7. Yonas T. Dimas
    NPM : 14410052.P
    Hadir,,,

    BalasHapus
  8. Neti Nurmal Sari
    NPM : 14410039P
    Hadir

    BalasHapus
  9. wahyu aristian, hadir..

    BalasHapus
  10. Aji Kurniawan
    NPM : 14410014P
    Hadir

    BalasHapus
  11. Lanio Ibrahim
    NPM : 14410031P
    Hadir
    Balas

    BalasHapus
  12. Abdullah Laupe
    NPM : 14410012P
    Hadir

    BalasHapus
  13. Desi Natalia, NPM:14410018P, Hadir

    BalasHapus
  14. Windy Febriani
    NPM :14410051P
    FKM Konversi 2014 Hadir

    BalasHapus
  15. Dwi Retnoningrum
    NPM.14410020P
    FKM konversi 2014
    Hadir

    BalasHapus
  16. FIRDAYUNSARI
    14410026P
    hadir

    BalasHapus
  17. Lita Nurhasanah
    NPM : 14410033P
    FKM Konversi 2014
    Hadir

    BalasHapus
  18. SUGENG MURSIDI
    NPM 14410047P
    HADIR

    BalasHapus
  19. rushartini hadir

    BalasHapus
  20. alfarabi, hadir pak
    konversi FKM 2014

    BalasHapus
  21. mitha andriana, hadir pak
    konversi FKM 2014

    BalasHapus
  22. Irma afria suryani,hadir

    BalasHapus
  23. devi arie setioningrum, hadir

    BalasHapus