NAMA : DWI ANGGARWATI NPM : 17410036P HADIR Buat matrik sebagai menanggulangi gizi buruk di tempat tinggal/ tempat lainya Analisis SWOT Tentang gizi buruk d desa Sumberrejo kec.Batanghari Lampung Timur Kekuatan (S) : • Ada tenaga kesehatan ( 3 bidan, 1 perawat, 1 terapis gigi) • Ada fasyankes ( 3 posyandu, 1 poskesdes, 3 balai pengobatan) • Kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan • Adanya program posyandu yang telah terjadwal, termasuk di dalamnya konseling gizi dan ASI (pojok gizi),pelatihan pengolahan makanan yg sehat berimbang • Adanya Forum Komunikasi Kader Posyandu (FKKP) yang diadakan tiap dua bulan sekali • Kelas ibu Kelemahan (W) • Alokasi dana desa yang masih kurang dalam menangani gizi masyarakat • Kuantitas dan kualitas Nakes yang masih kurang dalam menangani masalah gizi masyarakat • Waktu pelaksanaan Posyandu yang kurang tepat • Peran kader yang belum optimal • Kurangnya partsipasi lintas sektoral Peluang (O) • Lokasi wilayah desa Sumberrejo yang cukup luas namun secara keseluruhan mudah dijangkau oleh petugas • Kinerja petugas kesehatan Desa Sumberrejo cukup baik dan perhatian mengenai gizi masyarakat • Adanya balai pengobatan swasta • Adanya praktisi swasta(bidan praktik swasta)
Strategi SO • Meningkatkan kerjasama dengan dokter dan ahli gizi sebagai konsultan melalui program kunjungan ahli • Terus memberikan pembekalan dan pelatihan bagi para kader tentang masalah gizi terutama pemberian makanan sehat berimbang • Optimalisasi PKK sebagai sarana pemotivator masyarakat sekaligus sarana tukar pikiran (sharing) antar masyarakat mengenai masalah-masalah yang dihadapi masalah gizi keluarga • Meningkatkan mutu pelayanan medis Gizi Strategi WT • Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi masyarakat setempat dalam mendukung program Gizi Masyarakat • Mengadakan penyuluhan rutin serta memperbaiki perencanaan dan strategi program penyuluhan tentang pemberian makanan sehat berimbang • Membangun koordinasi yang baik antara puskesmas, kader, maupun tokoh masyarakat setempat untuk meningkatkan gizi masyarakat dengan makanan berimbang. Strategi ST • Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan (penyuluhan, konseling/ KIE,pembagian leaflet, pemasangan poster) • Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan di Desa Sumberrejo sehingga kegiatan penyuluhan, konseling, maupunKIE-ASI dapat lebih maksimal • Meningkatkan peran serta kader dalam mendukung program gizi yaitu pemberian makanan berimbang pada keluarga, jika perludengan memberikan reward OTSW Kesimpulan dari analisis SWOT :Untuk meningkatkan Gizi masyarakat maka 1. Promosi kesehatan yang dilakukan hendaknya lebih ditekankan pada peningkatan peran para ibu, misalnya dengan penyuluhan bersama tentang pemberian makanan yang berimbang dalam rumah tangga agar angka kecukuoan gizi dalam anggota keluarga terpenuhi dan mayarakat bebas dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi
NAMA : Ade Debian NPM : 17410032P HADIR ANALISA SWOT PROGRAM KONSELING POJOK GIZI DI PUSKESMAS BUKIT KEMUNING 1. Strenght a.Pendokumentasian akurat terstruktur, sehingga program konseling gizi dapat terlaksana b.Program konseling aktif dipojok gizi selama ada rujukan dari Balai Pengobatan(BP) / Poli umum c.Sudah terbentuk struktur program gizi yang dikoordinasi oleh satu orang petugas. d.Program gizi sangat penting diadakan, karena : 1)Untuk mengetahui kasus penyakit yang membutuhkan diit khusus program gizi 2)Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan dasar di. Puskesmas sebagai kolaborasi dengan tim medis lain. 3)Untuk memberikan layanan gizi professional untuk pengunjung puskesmas yang membutuhkan. 4)Pengunjung puskesmas/POZI memperoleh informasi yang akurat tentang gizi atau di sesuai kondisi keadaannya. 5)Pengunjung POZI dapat terhindar atau lebih cepat sembuh dari penyakit yang berkaitan dengan gizi. 6)Menurunkan resiko sakit, sehingga lebih produktif. 7)Terhindar dari “case fatality” penyakit yang berkaitan dengan gizi. 2. Weakness a.Adanya keterbatasan tenaga kerja di puskesmas yang mengakibatkan terjadinya tugas rangkap di program gizi. b.Kurang maksimal dalam pemanfaatan program. c.Kurangnya media yang memadai, seperti leaflet. d.Terbatasnya sarana dan alat yang tersedia e.Tidak terjadwalnya pasien yang mengikuti konseling untuk mengikuti kunjungan selanjutnya. 3. Opportunity a. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti program konseling cukup tinggi apabila ada arahan dari badan pemeriksaan. b.Kepatuhan penderita melaksanakan progam konseling 4. Treathen Meningkatnya angka kesakitan masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan gizi.
Nama :Danang Virgiawan Pratama NPM : 17410034P Hadir
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk
Strength 1. Posyandu sudah tersebar di beberapa tempat. 2. Pelayanan puskesmas yang memadai. 3. Kepercayaan terhadap puskesmas
Weeknes 1. Pendataan kurang menyeluruh 2. Waktu pelayanan posyandu kurang tepat 3. Peran kader yang belum optimal 4. Cakupan pelaksanaan program gizi buruk masih terbatas.
Opportunity 1. Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas 2. Lokasi puskesmas yang dekat 3. Tingkat kepadatan penduduk yang rendah
Treath 1. Ekonomi yang rendah 2. Kondisi lingkungan yang buruk 3. Pendidikan masyarakat kurang tentang gizi
Strategi SO 1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk 2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk
Strategi WO 1. Memperbaiki sistem pendataan 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. 3. Meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program gizi buruk
Strategi ST 1. Melakukan survey dan kuisioner pada masyarakat untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang gizi buruk 2. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promkes seperti penyuluhan
Strategi WT 1. Mengadakan penyuluhan rutin dan strategi program penyuluhan gizi buruk.
KEKUATAN (S) 1. SDM Gizi cukup 2. Sarana & prasarana mendukung 3. kebijakan dukungan dalam program BOK KELEMAHAN (W) 1. SDM Gizi Kurang terlatih 2. sarana dan prasarana digital kurang dipahami petugas 3. Rujuk internal belum terimplemtasi antara poliUmum,poli Lansia, Poli Kia ,Poli Gigi PELUANG (O) 1. Jmh penddk Luas 2. Ekonomi masy baik 3. Adanya Alokasi Dana Bok khusus pemantauan,deteksi untuk balita-bayi dan ibu serta Remaja STRATEGI (SO) 1. sdm gizi sdh sesuai standar permenkes 2 orang 2. masyarkat sdh mengenal gizi baik dan gizi kurang 3. pemantauan dan deteksi membantu perkembangan gizi ibu ,bayi,balita dan remaja secara signifikan STRATEG1 (WO) 1. Mengikuti pelatihan terupdate khusus untuk gizi 2. pengenalan alat alat digital dengan adanya pelatihan-pelatihan sarana dan prasarana 3.koordinasi yang baik antar poli dengan mengacu pada perekmbangan deteksi dan pematauan pada ibu ,bayi,balita dan remaja ANCAMAN (T) 1. beberapa puskesmas terakreditasi memiliki SDM yang mempunyai nilai daya saing 2. Dekat dengan beberapa Rs Swasta dan rs Pemerintah 3. Masyarakat sdh belum paham mengenai kualitas gizi baik dan gizi kurang STRATEGI (ST) 1.Kolaborasi Antar klinik gizi dengan klinik sanitasi ,poli umum,lansia,kia/kb,dan gigi 2. edukasi dan posyandu untuk menjangkau dan memantau di posyandu ,posbindu,bulan imunisasi,dan program program yang sdh dialokasi untuk kegiataan sesuai dengan RKA tahunan puskesmas STRATEGI (WT) 1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas 2. membagi wilayah kerja bila memiliki 2 orang petugas gizi dengan berkoordinasi melalui lintas sektoral dan lintas program sehingga bisa berjalan sesuai dengan perencanaan RKA BOK dan tercapai target sasaran yang diinginkan
NAMA : TRI YULIANI NPM : 17410046P HADIR • BUAT MATRIK SWOT SEBAGAI STRATEGI MENANGGULANGI GIZI BURUK DI TEMAPT TINGGAL/TEMPAT LAINNYA
GIZI BURUK adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor. Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak. Pada tingkat yang lebih parah, jika dikombinasikan dengan perawatan yang buruk, sanitasi yang buruk, dan munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat menyebabkan kematian. Wilayah kerja Puskesmas Kalirejo kec. Negerikaton kab. Pesawaran masih banyak yang ditemukan balita mengalami gizi buruk. • Pengobatan gizi buruk Pada stadium ringan dengan perbaikan gizi. Pengobatan pada stadium berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit harus diobati satu persatu. Penderitapun sebaiknya dirawat di Rumah Sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Pengobatan pada penderita MEP (Malnutrisi Energi Protein) tentu saja harus disesuaikan dengan tingkatannya. Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi. Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau setara dengan 100-150 Kkal. Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit yang menyertai harus diobati satu per satu. Penderita pun sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya, status gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh. Strategi analisis penanggulangan gizi buruk di desa Kalirejo adalah : • Kekuatan ( Strength ) Adanya Posyandu diseluruh wilayah kerja Puskesmas kalirejo Pelayanan kesehatan puskesmas yang memadai Keterampilan tenaga kesehatan • Kelemahan (weakneses) Pendataan yang kurang menyeluruh diwilalayah kerjanya Penderita gizi buruk yang tidak pernah keposyandu Peran kader yang belum optimal Cakupan program gizi yang belum maksimal • Opportunity Adanya kader kesehatan Lokasi puskesmas yang terjangkau Pengetahuan penduduk yang kurang tentang kesehatan • Treath Pola pengasuhan anak yang kurang Factor lingkungan yang buruk Factor ekonomi menengah kebawah • Strategi SO Penyuluhan tentang gizi buruk oleh tenaga kesehatan Kunjungan kerumah penderita gizi buruk Pelatihan kader kesehatan • Strategi wo Pendataan ulang oleh kader dan tenaga kesehatan Kerjasama lintas ector • Strategi ST Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan Meningkatkan kualitas cakupan program gizi buruk • Strategi WT Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yaitu peningkatan gizi yang seimbng seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi, pemberian vitamin dll
MATRIK SWOT PENANGANAN GIZI BURUK DALAM MASYARAKAT
Kekuatan (S) • Adanya Tenaga Dokter dan Tenaga Gizi Klinis di puskesmas • Adanya Fasilitas penunjang di puskesmas • Adanya program gizi dan sistem pelaporan gizi di puskesmas dan kabupaten • Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas
Kelemahan (W) • Pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk belum optimal • Kualitas tenaga Kesehatan masih Kurang Baik • Dana Puskesmas untuk program gizi masih kurang • Cakupan pelaksaan program gizi kurang menyeluruh • Peran kader kesehatan kurang optimal
Peluang (O) • Kinerja Dinas Kesehatan Cukup Baik • Adanya Kader Kesehatan di tingkat puskesmas • Adanya Poliklinik Swasta • Dokter praktek swasta dan bidan swasta • Adanya posyandu
Ancaman (T) • Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan keluarga tentang Gizi yang baik • Tingkat pendidikan dan status ekonomi masih rendah • Kurangnya kordinasi antara puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat
Strategi SO • Kerjasama Dokter dengan ahli gizi • Pelatihan kader tentang gizi yang baik • Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi • Kerjasama klinik dan praktek swasta dalam penanganan gizi buruk • Optimalisasi program gizi
Strategi WO • Memperbaiki sistem pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk • Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dalam penyuluhan dan penanganan kasus gizi buruk dapat berjalan optimal • Meningkatkan peran serta kadar dalam mendukung program gizi • Kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan program gizi
Strategi ST • Melakukan Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi yang baik • Pemberian Makanan tambahan kepada penderita gizi buruk • Mengoptimalkan kerjasama antara puskesmas dan kader kesehatan masyarakat
Strategi WT • Melakukan kegiatan yang melibatkan peran serta tokoh masyarakat dalam mendukung program gizi • Mengadakan penyuluhan rutin dan memperbaiki strategi dalam program gizi • Kerjasama yang baik antara kader tokoh masyarakat dalam pelaksaan program gizi
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk di Puskesmas
Kekuatan ( S ) 1.Ada tenaga Profesional dokter dan tenaga medis 2.Kepercayaan terhadap puskesmas 3.Adanya fasilitas penunjang ( Ranap dan Lab ) 4.Adanya Program Gizi yang terjadwal : pembagian makanan tambahan dll 5.Adanya forum komunikasi ( Kader ) 6.Memiliki Pelaporan Puskesmas
Kelemahan ( W ) 1.Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum tercapai 2.Alokasi dana Puskesmas yang kurang maksimal 3.Kurangnya Nakes Gizi 4.Peran Kader kurang maksimal 5.Cakupan pelaksanaan gizi masih terbatas
Peluang ( o ) 1.Puskesmas mudah dijangkau 2.Adanya Kader 3.Adanya poliklinik swasta 4.Adanya Posyandu
Strategi ( SO ) 1.Meningkatkan kerjasama dengan dokter specialis dan ahli gizi sebagai konsultan 2.terus memberikan pembekalan dan pelatihan para kader tentang masalah gizi 3.Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi 4.Posyandu rutin ditiap desa 5.Pembagian makan tambahan dan susu 6.Kerjasama dengan poliklinik swasta
Srategi ( WO ) 1.Memperbaiki sistem pendataan yang sudah ada 2.Optimalisasi program penyuluhan gizi 3.Meningkatkan peran serta kader
Ancaman ( T ) 1.Kurangnya Pengetahuam masyarakat tentang pentingnya gizi dan bahaya nya gizi buruk 2.Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah 3.Kurangnya asupan makanan bergizi
Strategi ( ST ) 1.Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan 2.Melakukan Survey 3.Memberikan wadah Sharing atau tukar pikiran tentang gizi buruk
Strategi ( WT ) 1.Mengadakan posyandu dan penyuluhan rutin tentang gizi buruk 2.Melibatkan peran serta masyarakat
A. Strength ( Kekuatan) 1. Jaringan kerjasama antar sector sangat baik. (camat, kepala desa dan tokoh masyarakat serta dukungan orang tua balita). 2. Pelaksana dan petugas kegiatan siap melayani masyarakat kapanpun diperlukan. 3. Informasi tentang pentingnya hidup sehat, imunisasi dan pendidikan telah sampai pada masyarakat 4. Tersedianya fasilitas tempat, kendaraan dan akses jalan sudah baik. 5. Dukungan dana APBD dalam penyediaan obat dan vaksin lancar. B. Weakness (Kelemahan) 1. Sasaran posyandu tersebar dalam beberapa pedukuhan dengan akses jalan yang sulit . 2. Faktor pendidikan dasar yang rendah sehingga tidak jarang warga masyarakat yang tidak mengerti apa pentingnya imunisasi misalnya. 3. Faktor keyakinan dan adat istiadat kuno yang masih dipegang teguh masyarakat sehingga dapat menghambat program penyuluhan . Misalnya : Banyak anak banyak rejeki.; Jika anaknya di imunisasi malah jadi sakit (panas) sehingga ibu bayi enggan ke posyandu untuk mengikuti program imunisasi. 4. Keadaan social ekonomi masyarakat dengan pendapatan rendah membuat program promosi hidup sehat terhambat. C. Opportunity (Peluang) 1. Banyak warga dan tokoh masyarakat yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu kepentingan masyarakat. 2. Derasnya arus informasi membantu secara tidak langsung akan tertangkapnya program promosi kesehatan lewat televisi, internet dan banner. D. Treaths (Ancaman / Gangguan) 1. Penghasilan rendah mebuat ibu turut mencari nafkah, akibatnya banyak anak balita yang tidak tertib dalam mengikuti posyandu. E. SO strategies 1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk 2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk F. WO strategies: 1.. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. 2. Meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program gizi buruk G. WT strategies: 1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas
Matriks SWOT Puskesmas teluk pandan untuk penanggulangan gizi buruk di kecamatan teluk pandan. KEKUATAAN (S) 1.adanya tenaga kesehatan termasuk ahli gizi 2.memiliki peralatan properti gizi yang lengkap 3.puskesmas berada didekat terminal, letak puskesmas yang strategis 4.memiliki sumber dana yang memadai dan secara kontinyu dari pamerintah
KELEMAHAN (W) 1.kurangnya tenaga kesehatan dan penempatan tenaga kerja kesehatan yang belum sesuai bidang 2.kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap gizi 3.pengelolaan dana belum berjalan dengan baik 4.manajemen puskesmas yang belum berjalan dengan baik
KESEMPATAN (O) 1.puskesmas merupakan puskesmas kecamatan dan satu-satunya 2.masyarakat dengan jumlah KK yang banyak 3.masyarakat yang bersedia diberi penyuluhan kesehatan tentang gizi 4.dengan adanya tenaga kesehatan ahli gizi bisa mengoptimalkan pelayanan
ANCAMAN (T) 1.adanya rumah sakit swasta yang baru didirikan, adanya balai pengobatan alternatif 2.puskesmas yang dekat dengan terminal Tingkat kebisingan tinggi 3.ekonomi masyarakat yang rata-rata rendah
STRATEGI WO 1.mengajarkan kader kesehatan untuk dapat ikut serta memberikan penyuluhan gizi 2.mengajak masyarakat bekerjasama untuk mendukung program puskesmas
STRATEGI SO 1.memberikan pelatihan terhadap tenaga kesehatan 2.meningkatan kualitas pelayanan kesehatan
STRATEGI ST 1.meningkatkan kinerja tenaga kesehatan 2.meningkatan program-program puskesmas termasuk program gizi 3.melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya
STRATEGI WT 1.melakukan penepatan kerja tenaga kesehatan sesuai bidangnya 2.memperbaiki manajemen puskesmas 3.melakukan pendekatan rutin dengan promkes kepada masyarakat.
Analisis SWOT Tentang gizi buruk di puskesmas desa brabasan kec.Mesuji
Kekuatan ( Strength ) - Adanya Posyandu diseluruh wilayah kerja Puskesmas Mesuji - Pelayanan kesehatan puskesmas yang memadai - Keterampilan tenaga kesehatan
Kelemahan (weakneses) - Pendataan yang kurang menyeluruh diwilalayah kerjanya - Penderita gizi buruk yang tidak pernah keposyandu - Peran kader yang belum optimal - Cakupan program gizi yang belum maksimal
Opportunity - Adanya kader kesehatan - Lokasi puskesmas yang terjangkau - Pengetahuan penduduk yang kurang tentang kesehatan
Treath - Pola pengasuhan anak yang kurang - Faktor lingkungan yang buruk - Faktor ekonomi menengah kebawah
Strategi SO - Penyuluhan tentang gizi buruk oleh tenaga kesehatan - Kunjungan kerumah penderita gizi buruk - Pelatihan kader kesehatan
Strategi wo - Pendataan ulang oleh kader dan tenaga kesehatan - Kerjasama lintas ector
Strategi ST - Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan - Meningkatkan kualitas cakupan program gizi buruk
Strategi WT - Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yaitu peningkatan gizi yang seimbang seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi dan pemberian vitamin....
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk Strength : 1. Ada tenaga profesional (Dokter umum dan para medis lainnya) 2. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (rawat inap dan laboratorium) 3. Kepercayaan terhadap puskesmas Weeknes : 1. Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum tercapai angka yang maksimal 2. Alokasi dana dari puskesmas yang masih kurang 3. Kuantitas dan kualitas Nakes yang masih kurang Opportunity : 1. Lokasi wilayah puskesmas yang cukup luas 2. Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas 3. Adanya poliklinik swasta Treath : 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi 2. Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang masih rendah 3. Kurangnya koordinasi antara puskesmas dan kader yang ada Strategi SO : 1. Meningkatkan kerjasama dengan dokter spesialis dan ahli gizi sebagai konsultan melalui program gizi buruk 2. Memberikan pembekalan dan pelatihan bagi para kader tentang masalah gizi buruk 3. Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi buruk Strategi WO : 1. Memperbaiki system pendataan 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan 3. Meningkatkan peran serta kader dalam mendukung program gizi buruk Strategi ST : 1. Melakukan survey dan memberikan kuesioner pada masyarakat wilayah puskesmas untuk mengetaahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang gizi buruk 2. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan (penyuluhan,konseling,pembagian leaflet,pemasangan poster) Strategi WT : 1. Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi masyarakat setempat tentang program gizi buruk 2. Mengadakan penyuluhan rutin serta memperbaiki perencanaan dan strategi program penyuluhan 3. Membangun koordinasi yang baik antar puskesmas,kader, maupun tokoh masyarakat setempat untuk melaksanakan program puskesmas tentang gizi buruk 4. Perluasan cakupan pelaksanaan program gizi buruk.
NAMA : SUSMALINI NPM : 17410045P HADIR TUGAS MATAKULIAH : ANLISA KEBIJAKAN KESEHATAN Buat matrik SWOT sebagai strategi menanggulangi gizi buruk di tempat tinggal/tempat lainnya Analisis SWOT adalah untuk mempertegas aspek-aspek mana saja yang berpeluang dan ancaman eksternal, serta kekuatan dan kelemahan internal dalam puskesmas Temon Kab.Kulon Progo Jawa Timur. 1.Kekuatan (strenghhts) Terdapat beberapa aspek lingkungan internal yang merupakan kekuatan bagi puskesmas Temon 1 untuk meningkatkan ) kinerja karyawan dalam pelayanan gizi buruk. Adapun Aspek tersebut mencakup sumber daya manusia yang meliputi sebagai berikut: a. Fasilitas pelayanan, tersedianya ruangan rawat yang baik dan nyaman untuk pelayanan balita gizi buruk. b. Sumber daya manusia, khususnya untuk pelayanan gizi puskesmas Temon telah memiliki ahli gizi dan telah memiliki pelatihan-pelatihan untuk penatalaksanaan gizi buruk c. Biaya, sejauh ini biaya operasional makan dan pelayanan gizi pasien melalui proses perencanaan anggaran untuk biaya makan pasien, dan diajukan kepemerintah setempat. Program-program pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi kasus gizi buruk
2.Kelemahan (weaknesses) a. Fasilitas pelayanan, untuk melakukan pelayanan makan dan konsultasi gizi pasien diperlukan ruangan yang nyaman hanya saja kerena peralatan yang ada sudah pada rusak sehingga diperlukan biaya penggantian alat tersebut. Diperlukan alat transportasi bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan posyandu. b. Sumberdaya Manusia , yang ada sudah terlatih namun belum sepenuhnya diimplementasikan di tempat kerja. c. Biaya merupakan factor yang penting hanya saja dalam prosesnya banyak mengalami kendala, misalnya pencairan dana BPJS memerlukan waktu klaim yang lumayan lama.untuk meningkatkan partisipasi kader dalam mengadakan kegiatan posyandu . c. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan anaknya ke fasiltas pelayanan kesehatan d. Kuranngnya kesadaran orang tua untuk menimbang anaknya ke posyandu
3.Peluang ( opportunities) a. Fasilitas pelayanan, untuk setiap instansi memiliki cirri untuk setiap pelayanan khususnya untuk pelayanan gizi buruk.hal ini bisa di tingkatkan untuk mengscrening kasus gizi buruk b. Sumberdaya Manusia , ahli gizi yang ada bisa memperdayakan kader-kader di wilayah kerja puskesmas setempat , serta mengadakan penimbangan balita setiap bulannya. c. Program-program pemerintah pusat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menanggulangi kasus gizi buruk d. Mengadakan penyuluhan tentang pola makan bayi dan balita untuk mencegah kasus gizi buruk.
4.Ancaman ( Threats) a. Fasilitas kesehatan, Hendaknya fasilitas dan peralatan dalam mengadakan penimbangan pada balita hendaknya di sediakan dengan baik. Sebab jika fasilitas dan peralatan untuk mengscreening kasus gizi buruk tidak memadai makan akan sulit mendeteksi kasus gizi buruk, misalnya sarana trsnsportasi bagi ahli gizi. b. Sumberdaya manusia, untuk memenuhi tenaga ahli gizi disetiap puskesmas agar bisa menggerakkan kegiatan posyandu di wilayah kerjanya. c. Perluh diadakan insentif untuk kader-kader di posyandu untuk memotivasi keaktifan para kader setempat. d. Letak Wilayah yang susah di jangkau sehingga ada beberapa tempat yang tidak aktif posyandunya
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk KEKUATAN (S) a. Petugas ahli gizi yang kompeten. b. Adanya program pojok ASI yang bertujuan meningkatkan peran serta ibu yang memiliki bayi untuk memberikan ASI dengan aman dan benar. c. Adanya kerjasama yang baik antara ahli gizi, dokter, perawat, dan bidan. d. Adanya Posyandu terjalin hubungan yang baik antara kader posyandu, masyarakat yang mempunyai bayi dan balita untuk meningkatkan status kesehatan. e. Adanya puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang utama di masyarakat dalam pembangunan kesehatan. f. Puskesmas mendorong kader untuk aktif mendatangi ibu-ibu yng tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya, untuk selanjutnya dianalisa penyebabnya dan selanjutnya diberikan alternative pemecahan masalahnya. g. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (laboratorium) h. Pemantauan kesehatan dengan penimbangan berat badan pada balita secara rutin membuat kebutuhan gizi yang terkontrol. i. Adanya forum komunikasi kader posyandu dengan petugas gizi puskesmas.
KELEMAHAN (W) a. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk datang menimbang bayi dan balita. b. hasil penimbangan bayi dan balita menggunakan SKDN masih di bawah target c. Ckupan ibu nifas mendapat kapsul vit A masih dibawah target3.
KESEMPATAN (O) a. Letak puskesmas yang strategis yang mudah dijangkau masyarakat. b. Letak Puskesmas yang dekat dengan Rumah Sakit c. Tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi yang cukup baik pada masyarakat
ANCAMAN (T) a. kurangnya angka bayi dan balita naik timbangannya. b. angka ibu nifas yang mendapat kapsul vit A
STRATEGI WO 1.mengajarkan kader kesehatan untuk dapat ikut serta memberikan penyuluhan gizi 2.mengajak masyarakat bekerjasama untuk mendukung program puskesmas
Strategi SO 1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk 2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk
STRATEGI ST 1.meningkatkan kinerja tenaga kesehatan 2.meningkatan program-program puskesmas termasuk program gizi 3.melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya
STRATEGI WT 1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas 2. melakukan pendekatan rutin dengan promkes kepada masyarakat.
Kekuatan (S) • Adanya Tenaga kesehatanDokter dan Tenaga Gizi Klinis di puskesmas • Adanya Fasilitas penunjang di puskesmas • Adanya program gizi dan sistem pelaporan gizi di puskesmas dan kabupaten • Adanya kader kesehatan di setiap wilayah puskesmas
Kelemahan (W) • Pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk belum optimal • Kualitas tenaga Kesehatan masih Kurang Baik • Dana Puskesmas untuk program gizi masih kurang • Cakupan pelaksaan program gizi kurang menyeluruh
Peluang (O) • Kinerja Dinas Kesehatan Cukup Baik • Adanya Kader Kesehatan di tingkat puskesmas • Adanya Poliklinik Swasta • Dokter praktek swasta dan bidan swasta • Adanya posyandu
Ancaman (T) • Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan keluarga tentang Gizi yang baik • Tingkat pendidikan dan status ekonomi masih rendah • Kurangnya kordinasi antara puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat
Strategi SO • Kerjasama Dokter dengan ahli gizi • Pelatihan kader tentang gizi yang baik • Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi • Kerjasama klinik dan praktek swasta dalam penanganan gizi buruk • Optimalisasi program gizi
Strategi WO • Memperbaiki sistem pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk • Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dalam penyuluhan dan penanganan kasus gizi buruk dapat berjalan optimal • Meningkatkan peran serta kadar dalam mendukung program gizi • Kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan program gizi • Melakukan pendekatan rutin kepada masyarakat
Strategi ST • Melakukan Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi yang baik • Pemberian Makanan tambahan kepada penderita gizi buruk • Mengoptimalkan kerjasama antara puskesmas dan kader kesehatan masyarakat
Strategi WT • Melakukan kegiatan yang melibatkan peran serta tokoh masyarakat dalam mendukung program gizi • Mengadakan penyuluhan rutin dan memperbaiki strategi dalam program gizi • Kerjasama yang baik antara kader tokoh masyarakat dalam pelaksaan program
MATRIK SWOT SEBAGAI STRATEGI MENANGGULANGI GIZI BURUK
Kekuatan ( S ) -Adanya tenaga ahli gizi yang professional di setiap fasilitas kesehatan -Adanya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga ahli gizi -Melakukan pembinaan dan penyuluhan ke masyarakat tentang program Gizi -Adanya Standar dalam pemenuhan gizi pasien
Kelemahan ( W ) -Faktor pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang berbeda -Kurangnya tenaga ahli gizi di setiap fasilitas kesehatan -Kurangnya pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat -Fasilitas peralatan untuk kegiatan penyuluhan dalam masyarakat sangat terbatas.
Peluang ( O ) -Adanya posyandu, -Adanya praktisi kesehatan ( dokter dan bidan praktek swasta ) -Adanya informasi dari media sosial
STRATEGI ( SO ) -Meningkatkan kerjasama dengan konsultan gizi dan dokter spesialis -Meningkatkan mutu pelayanan tenaga gizi -Pembagian makanan tambahan
STRATEGI ( WO ) -Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga gizi -Mengoptimalkan program penyuluhan gizi -Meningkatkan koordinasi antara tenaga kesehatan
THREATS ( Ancaman ) -Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi yang baik -Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah -Kurangnya asupan makanan yang bergizi -Kurangnya koordinasi antara tenaga kesehatan
STRATEGI ( ST ) -Melakukan pendataan -Melibatkan pamong desa
STRATEGI ( WT ) -Mengadakan posyandu rutin -Mengadakan program penyuluhan tentang gizi buruk
Desi Maya Lestari NPM 17410035P hadir MATRIKS SWOT GIZI BURUK KEKUATAN (S) 1. Adanya keterpaduan dan kerjasama lintas program, lintas sektor,dalam penanganan masalah gizi buruk. 2. Adanya komitmen dari pimpinan pada pengambilan kebijakan keputusan dalam mengatasi masalah gizi buruk 4.Adanya sumber daya manusia yang kompeten dan memadai bagi pelaku program masalah gizi. KELEMAHAN (W) 1. Masih adanya keluarga miskin sehingga berdampak dalam memenuhi kebutuhan asupan harian. 2.Transportasi sarana dan prasarana serta akses yg masih sulit dijangkau bagi masyarakat didaerah tertentu shg untuk yankes susah. 3. Ketersediaan nakes yang tidak merata shg masyarakat awam seringkali tidak terpapar informasi tentang tatalaksana gizi buruk dari nakes. PELUANG (O) 1. Sumber daya alam yang kaya shg mampu menjadi modal dlm prog penanggulangan gizi buruk, cth pemberdayaan makananlokal 2.Sumber daya manusia yang banyak memungkinkan akan mmenjadi peluang untuk mudah dlm penanggulangan gizi buruk bila hal ini dikelola dengan baik. 3. Keanekaragaman cultur,agama,suku,dll akan menjadi wahana harta karun yg luar biasa dlm memandang perlunya penanganan gizi buruk sbg upaya corak budaya indonesia yang ingin sehat dan maju ANCAMAN (T) 1. Luasnya wilayah menyebabkan sulitnya konsentrasi pemerintah dlm kebijakan penanganan gizi buruk. 2. Kwalitas SDM masyarakat yg berbeda-beda shg untuk justifikasi penanganan gizi buruk harus disesuaikan dg kwalitas SDM daerah tersebut. 3.Masih banyak masyarakat yg hidup dengan garis kemiskinan shg menjadi sangat berat penanganan gizi buruk scr nasional jika tidak dikerjakan oleh semua lini yg terkait. STRATEGI SO 1. Dengan pemanfaatan SDA yg maksimal memungkinkan terjadinya keterpaduan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk penanganan gizi buruk juga sebaliknya. 2.Adanya komitmen dari pimpinan pada pengambilan kebijakan sangat didukung dan dipengaruhi oleh SDM,SDM yg banyak lebih mudah dl penanganan gizi buruk. 3.Dukungan dan peran serta masyarakat yg beranekaragam yang aktif sangat mempengaruhi dalam kegiatan pengentasan gizi buruk. STRATEGI WO 1.DEngan SDA yg kaya lebih dari cukup dimanfaatkan secara maksimal bisa menjadi modal dl memenuhi kebutuhan asupan harian shg meminimalisir keluarga miskin 2.walaupun transportasi,sarana msih kurang untuk daerah ttt akan bisa diatasi dg SDM yg banyak dan memadai penyebaran merata yankes tdk akn mengalami kesulitan 3. Ketersediaan nakes yg tdk merata bisa diatasi dg melibatkan mayarakat untuk berperan aktif dlm mengentaskan gizi buruk. STRATEGI ST 1. LUasnya wilayah tidak menjadi halangan dg adanya keterpaduan dan kerjasama yg baik antar lintas program, lintas sektor dlm penanganan masalah gizi buruk. 2. Adanya komitmen dari pimpinan steakholders pd pengambilan kebijakan keputusan disesuaikan dg SDM dalam mengatasi masalah gizi buruk. 3. Dukungan dan peran serta masyarakat yang aktif dl kegiatan pengentasan gizi buruk,adanya sumberdaya manusia yang kompeten dan memadai bagi pelaku program masalah gizi diharapkan memudahkan untukpenanggulangan gizi buruk. STRATEGI WT LUasnya wilayah bisa menjadi peluang untuk bisa memanfaatkan SDA sehingga berkurangnya keluarga miskin TRansportasi sarana dan prasarana serta akses yg masih sulit dijangkau bagi masyarakat daerah ttt bisa diatasi dg pemerataan SDM dan petugas yankes yang kompeten.
Nama : Erita Meylani
BalasHapusNPM : 17410039P
HADIR
NAMA : DWI ANGGARWATI
BalasHapusNPM : 17410036P
HADIR
Buat matrik sebagai menanggulangi gizi buruk di tempat tinggal/ tempat lainya
Analisis SWOT Tentang gizi buruk d desa Sumberrejo kec.Batanghari Lampung Timur
Kekuatan (S) :
• Ada tenaga kesehatan ( 3 bidan, 1 perawat, 1 terapis gigi)
• Ada fasyankes ( 3 posyandu, 1 poskesdes, 3 balai pengobatan)
• Kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan
• Adanya program posyandu yang telah terjadwal, termasuk di dalamnya konseling gizi dan ASI (pojok gizi),pelatihan pengolahan makanan yg sehat berimbang
• Adanya Forum Komunikasi Kader Posyandu (FKKP) yang diadakan tiap dua bulan sekali
• Kelas ibu
Kelemahan (W)
• Alokasi dana desa yang masih kurang dalam menangani gizi masyarakat
• Kuantitas dan kualitas Nakes yang masih kurang dalam menangani masalah gizi masyarakat
• Waktu pelaksanaan Posyandu yang kurang tepat
• Peran kader yang belum optimal
• Kurangnya partsipasi lintas sektoral
Peluang (O)
• Lokasi wilayah desa Sumberrejo yang cukup luas namun secara keseluruhan mudah dijangkau oleh petugas
• Kinerja petugas kesehatan Desa Sumberrejo cukup baik dan perhatian mengenai gizi masyarakat
• Adanya balai pengobatan swasta
• Adanya praktisi swasta(bidan praktik swasta)
Strategi SO
• Meningkatkan kerjasama dengan dokter dan ahli gizi sebagai konsultan melalui program kunjungan ahli
• Terus memberikan pembekalan dan pelatihan bagi para kader tentang masalah gizi terutama pemberian makanan sehat berimbang
• Optimalisasi PKK sebagai sarana pemotivator masyarakat sekaligus sarana tukar pikiran (sharing) antar masyarakat mengenai masalah-masalah yang dihadapi masalah gizi keluarga
• Meningkatkan mutu pelayanan medis Gizi
Strategi WT
• Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi masyarakat setempat dalam mendukung program Gizi Masyarakat
• Mengadakan penyuluhan rutin serta memperbaiki perencanaan dan strategi program penyuluhan tentang pemberian makanan sehat berimbang
• Membangun koordinasi yang baik antara puskesmas, kader, maupun tokoh masyarakat setempat untuk meningkatkan gizi masyarakat dengan makanan berimbang.
Strategi ST
• Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan (penyuluhan, konseling/ KIE,pembagian leaflet, pemasangan poster)
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan di Desa Sumberrejo sehingga kegiatan penyuluhan, konseling, maupunKIE-ASI dapat lebih maksimal
• Meningkatkan peran serta kader dalam mendukung program gizi yaitu pemberian makanan berimbang pada keluarga, jika perludengan memberikan reward
OTSW
Kesimpulan dari analisis SWOT :Untuk meningkatkan Gizi masyarakat maka
1. Promosi kesehatan yang dilakukan hendaknya lebih ditekankan pada peningkatan peran para ibu, misalnya dengan penyuluhan bersama tentang pemberian makanan yang berimbang dalam rumah tangga agar angka kecukuoan gizi dalam anggota keluarga terpenuhi dan mayarakat bebas dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi
NAMA : Ade Debian
BalasHapusNPM : 17410032P
HADIR
ANALISA SWOT PROGRAM KONSELING POJOK GIZI DI PUSKESMAS BUKIT KEMUNING
1. Strenght
a.Pendokumentasian akurat terstruktur, sehingga program konseling gizi dapat terlaksana
b.Program konseling aktif dipojok gizi selama ada rujukan dari Balai Pengobatan(BP) / Poli umum
c.Sudah terbentuk struktur program gizi yang dikoordinasi oleh satu orang petugas.
d.Program gizi sangat penting diadakan, karena :
1)Untuk mengetahui kasus penyakit yang membutuhkan diit khusus program gizi
2)Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan dasar di.
Puskesmas sebagai kolaborasi dengan tim medis lain.
3)Untuk memberikan layanan gizi professional untuk pengunjung puskesmas
yang membutuhkan.
4)Pengunjung puskesmas/POZI memperoleh informasi yang akurat tentang gizi atau di
sesuai kondisi keadaannya.
5)Pengunjung POZI dapat terhindar atau lebih cepat sembuh dari penyakit yang
berkaitan dengan gizi.
6)Menurunkan resiko sakit, sehingga lebih produktif.
7)Terhindar dari “case fatality” penyakit yang berkaitan dengan gizi.
2. Weakness
a.Adanya keterbatasan tenaga kerja di puskesmas yang mengakibatkan terjadinya
tugas rangkap di program gizi.
b.Kurang maksimal dalam pemanfaatan program.
c.Kurangnya media yang memadai, seperti leaflet.
d.Terbatasnya sarana dan alat yang tersedia
e.Tidak terjadwalnya pasien yang mengikuti konseling untuk mengikuti kunjungan
selanjutnya.
3. Opportunity
a. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti program konseling cukup tinggi apabila
ada arahan dari badan pemeriksaan.
b.Kepatuhan penderita melaksanakan progam konseling
4. Treathen
Meningkatnya angka kesakitan masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan gizi.
Nama :Danang Virgiawan Pratama
BalasHapusNPM : 17410034P
Hadir
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk
Strength
1. Posyandu sudah tersebar di beberapa tempat.
2. Pelayanan puskesmas yang memadai.
3. Kepercayaan terhadap puskesmas
Weeknes
1. Pendataan kurang menyeluruh
2. Waktu pelayanan posyandu kurang tepat
3. Peran kader yang belum optimal
4. Cakupan pelaksanaan program gizi buruk masih terbatas.
Opportunity
1. Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas
2. Lokasi puskesmas yang dekat
3. Tingkat kepadatan penduduk yang rendah
Treath
1. Ekonomi yang rendah
2. Kondisi lingkungan yang buruk
3. Pendidikan masyarakat kurang tentang gizi
Strategi SO
1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk
2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk
Strategi WO
1. Memperbaiki sistem pendataan
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
3. Meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program gizi buruk
Strategi ST
1. Melakukan survey dan kuisioner pada masyarakat untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang gizi buruk
2. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promkes seperti penyuluhan
Strategi WT
1. Mengadakan penyuluhan rutin dan strategi program penyuluhan gizi buruk.
Nama : Santri Mareta
BalasHapusNpm : 17410044P
Hadir
KEKUATAN (S)
1. SDM Gizi cukup
2. Sarana & prasarana mendukung
3. kebijakan dukungan dalam program BOK
KELEMAHAN (W)
1. SDM Gizi Kurang terlatih
2. sarana dan prasarana digital kurang dipahami petugas
3. Rujuk internal belum terimplemtasi antara poliUmum,poli Lansia, Poli Kia ,Poli Gigi
PELUANG (O)
1. Jmh penddk Luas
2. Ekonomi masy baik
3. Adanya Alokasi Dana Bok khusus pemantauan,deteksi untuk balita-bayi dan ibu serta
Remaja
STRATEGI (SO)
1. sdm gizi sdh sesuai standar permenkes 2 orang
2. masyarkat sdh mengenal gizi baik dan gizi kurang
3. pemantauan dan deteksi membantu perkembangan gizi ibu ,bayi,balita dan remaja
secara signifikan
STRATEG1 (WO)
1. Mengikuti pelatihan terupdate khusus untuk gizi
2. pengenalan alat alat digital dengan adanya pelatihan-pelatihan sarana dan prasarana
3.koordinasi yang baik antar poli dengan mengacu pada perekmbangan deteksi dan pematauan pada ibu ,bayi,balita dan remaja
ANCAMAN (T)
1. beberapa puskesmas terakreditasi memiliki SDM yang mempunyai nilai daya saing
2. Dekat dengan beberapa Rs Swasta dan rs Pemerintah
3. Masyarakat sdh belum paham mengenai kualitas gizi baik dan gizi kurang
STRATEGI (ST)
1.Kolaborasi Antar klinik gizi dengan klinik sanitasi ,poli umum,lansia,kia/kb,dan gigi
2. edukasi dan posyandu untuk menjangkau dan memantau di posyandu ,posbindu,bulan
imunisasi,dan program program yang sdh dialokasi untuk kegiataan sesuai dengan RKA
tahunan puskesmas
STRATEGI (WT)
1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas
2. membagi wilayah kerja bila memiliki 2 orang petugas gizi dengan berkoordinasi melalui lintas sektoral dan lintas program sehingga bisa berjalan sesuai dengan perencanaan RKA BOK dan tercapai target sasaran yang diinginkan
NAMA : TRI YULIANI
BalasHapusNPM : 17410046P
HADIR
• BUAT MATRIK SWOT SEBAGAI STRATEGI MENANGGULANGI GIZI BURUK DI TEMAPT TINGGAL/TEMPAT LAINNYA
GIZI BURUK adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.
Gizi buruk ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung lapar). Gizi buruk dapat berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak. Pada tingkat yang lebih parah, jika dikombinasikan dengan perawatan yang buruk, sanitasi yang buruk, dan munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat menyebabkan kematian. Wilayah kerja Puskesmas Kalirejo kec. Negerikaton kab. Pesawaran masih banyak yang ditemukan balita mengalami gizi buruk.
• Pengobatan gizi buruk
Pada stadium ringan dengan perbaikan gizi.
Pengobatan pada stadium berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit harus diobati satu persatu. Penderitapun sebaiknya dirawat di Rumah Sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh.
Pengobatan pada penderita MEP (Malnutrisi Energi Protein) tentu saja harus disesuaikan dengan tingkatannya. Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi. Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau setara dengan 100-150 Kkal.
Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit yang menyertai harus diobati satu per satu. Penderita pun sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya, status gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh.
Strategi analisis penanggulangan gizi buruk di desa Kalirejo adalah :
• Kekuatan ( Strength )
Adanya Posyandu diseluruh wilayah kerja Puskesmas kalirejo
Pelayanan kesehatan puskesmas yang memadai
Keterampilan tenaga kesehatan
• Kelemahan (weakneses)
Pendataan yang kurang menyeluruh diwilalayah kerjanya
Penderita gizi buruk yang tidak pernah keposyandu
Peran kader yang belum optimal
Cakupan program gizi yang belum maksimal
• Opportunity
Adanya kader kesehatan
Lokasi puskesmas yang terjangkau
Pengetahuan penduduk yang kurang tentang kesehatan
• Treath
Pola pengasuhan anak yang kurang
Factor lingkungan yang buruk
Factor ekonomi menengah kebawah
• Strategi SO
Penyuluhan tentang gizi buruk oleh tenaga kesehatan
Kunjungan kerumah penderita gizi buruk
Pelatihan kader kesehatan
• Strategi wo
Pendataan ulang oleh kader dan tenaga kesehatan
Kerjasama lintas ector
• Strategi ST
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
Meningkatkan kualitas cakupan program gizi buruk
• Strategi WT
Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yaitu peningkatan gizi yang seimbng seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi, pemberian vitamin dll
NAMA : AHLUL FIKRI KURNIA
BalasHapusNPM : 17410033P
HADIR
MATRIK SWOT PENANGANAN GIZI BURUK DALAM MASYARAKAT
Kekuatan (S)
• Adanya Tenaga Dokter dan Tenaga Gizi Klinis di puskesmas
• Adanya Fasilitas penunjang di puskesmas
• Adanya program gizi dan sistem pelaporan gizi di puskesmas dan kabupaten
• Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas
Kelemahan (W)
• Pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk belum optimal
• Kualitas tenaga Kesehatan masih Kurang Baik
• Dana Puskesmas untuk program gizi masih kurang
• Cakupan pelaksaan program gizi kurang menyeluruh
• Peran kader kesehatan kurang optimal
Peluang (O)
• Kinerja Dinas Kesehatan Cukup Baik
• Adanya Kader Kesehatan di tingkat puskesmas
• Adanya Poliklinik Swasta
• Dokter praktek swasta dan bidan swasta
• Adanya posyandu
Ancaman (T)
• Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan keluarga tentang Gizi yang baik
• Tingkat pendidikan dan status ekonomi masih rendah
• Kurangnya kordinasi antara puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat
Strategi SO
• Kerjasama Dokter dengan ahli gizi
• Pelatihan kader tentang gizi yang baik
• Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi
• Kerjasama klinik dan praktek swasta dalam penanganan gizi buruk
• Optimalisasi program gizi
Strategi WO
• Memperbaiki sistem pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dalam penyuluhan dan penanganan kasus gizi buruk dapat berjalan optimal
• Meningkatkan peran serta kadar dalam mendukung program gizi
• Kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan program gizi
Strategi ST
• Melakukan Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi yang baik
• Pemberian Makanan tambahan kepada penderita gizi buruk
• Mengoptimalkan kerjasama antara puskesmas dan kader kesehatan masyarakat
Strategi WT
• Melakukan kegiatan yang melibatkan peran serta tokoh masyarakat dalam mendukung program gizi
• Mengadakan penyuluhan rutin dan memperbaiki strategi dalam program gizi
• Kerjasama yang baik antara kader tokoh masyarakat dalam pelaksaan program gizi
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Indah Rinfilia
BalasHapusNPM : 17410041p
HADIR
TUGAS
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk di Puskesmas
Kekuatan ( S )
1.Ada tenaga Profesional dokter dan tenaga medis
2.Kepercayaan terhadap puskesmas
3.Adanya fasilitas penunjang ( Ranap dan Lab )
4.Adanya Program Gizi yang terjadwal : pembagian makanan tambahan dll
5.Adanya forum komunikasi ( Kader )
6.Memiliki Pelaporan Puskesmas
Kelemahan ( W )
1.Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum tercapai
2.Alokasi dana Puskesmas yang kurang maksimal
3.Kurangnya Nakes Gizi
4.Peran Kader kurang maksimal
5.Cakupan pelaksanaan gizi masih terbatas
Peluang ( o )
1.Puskesmas mudah dijangkau
2.Adanya Kader
3.Adanya poliklinik swasta
4.Adanya Posyandu
Strategi ( SO )
1.Meningkatkan kerjasama dengan dokter specialis dan ahli gizi sebagai konsultan
2.terus memberikan pembekalan dan pelatihan para kader tentang masalah gizi
3.Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi
4.Posyandu rutin ditiap desa
5.Pembagian makan tambahan dan susu
6.Kerjasama dengan poliklinik swasta
Srategi ( WO )
1.Memperbaiki sistem pendataan yang sudah ada
2.Optimalisasi program penyuluhan gizi
3.Meningkatkan peran serta kader
Ancaman ( T )
1.Kurangnya Pengetahuam masyarakat tentang pentingnya gizi dan bahaya nya gizi buruk
2.Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah
3.Kurangnya asupan makanan bergizi
Strategi ( ST )
1.Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan
2.Melakukan Survey
3.Memberikan wadah Sharing atau tukar pikiran tentang gizi buruk
Strategi ( WT )
1.Mengadakan posyandu dan penyuluhan rutin tentang gizi buruk
2.Melibatkan peran serta masyarakat
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : FITROH CAHYANINGTYAS
BalasHapusNIM : 17410040P
HADIR
A. Strength ( Kekuatan)
1. Jaringan kerjasama antar sector sangat baik. (camat, kepala desa dan tokoh masyarakat serta dukungan orang tua balita).
2. Pelaksana dan petugas kegiatan siap melayani masyarakat kapanpun diperlukan.
3. Informasi tentang pentingnya hidup sehat, imunisasi dan pendidikan telah sampai pada masyarakat
4. Tersedianya fasilitas tempat, kendaraan dan akses jalan sudah baik.
5. Dukungan dana APBD dalam penyediaan obat dan vaksin lancar.
B. Weakness (Kelemahan)
1. Sasaran posyandu tersebar dalam beberapa pedukuhan dengan akses jalan yang sulit .
2. Faktor pendidikan dasar yang rendah sehingga tidak jarang warga masyarakat yang tidak mengerti apa pentingnya imunisasi misalnya.
3. Faktor keyakinan dan adat istiadat kuno yang masih dipegang teguh masyarakat sehingga dapat menghambat program penyuluhan . Misalnya : Banyak anak banyak rejeki.; Jika anaknya di imunisasi malah jadi sakit (panas) sehingga ibu bayi enggan ke posyandu untuk mengikuti program imunisasi.
4. Keadaan social ekonomi masyarakat dengan pendapatan rendah membuat program promosi hidup sehat terhambat.
C. Opportunity (Peluang)
1. Banyak warga dan tokoh masyarakat yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu kepentingan masyarakat.
2. Derasnya arus informasi membantu secara tidak langsung akan tertangkapnya program promosi kesehatan lewat televisi, internet dan banner.
D. Treaths (Ancaman / Gangguan)
1. Penghasilan rendah mebuat ibu turut mencari nafkah, akibatnya banyak anak balita yang tidak tertib dalam mengikuti posyandu.
E. SO strategies
1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk
2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk
F. WO strategies:
1.. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
2. Meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program gizi buruk
G. WT strategies:
1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas
Nama : Erita Meylani
BalasHapusNPM : 17410039P
Matriks SWOT Puskesmas teluk pandan untuk penanggulangan gizi buruk di kecamatan teluk pandan.
KEKUATAAN (S)
1.adanya tenaga kesehatan termasuk ahli gizi
2.memiliki peralatan properti gizi yang lengkap
3.puskesmas berada didekat terminal, letak puskesmas yang strategis
4.memiliki sumber dana yang memadai dan secara kontinyu dari pamerintah
KELEMAHAN (W)
1.kurangnya tenaga kesehatan dan penempatan tenaga kerja kesehatan yang belum sesuai bidang
2.kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap gizi
3.pengelolaan dana belum berjalan dengan baik
4.manajemen puskesmas yang belum berjalan dengan baik
KESEMPATAN (O)
1.puskesmas merupakan puskesmas kecamatan dan satu-satunya
2.masyarakat dengan jumlah KK yang banyak
3.masyarakat yang bersedia diberi penyuluhan kesehatan tentang gizi
4.dengan adanya tenaga kesehatan ahli gizi bisa mengoptimalkan pelayanan
ANCAMAN (T)
1.adanya rumah sakit swasta yang baru didirikan, adanya balai pengobatan alternatif
2.puskesmas yang dekat dengan terminal
Tingkat kebisingan tinggi
3.ekonomi masyarakat yang rata-rata rendah
STRATEGI WO
1.mengajarkan kader kesehatan untuk dapat ikut serta memberikan penyuluhan gizi
2.mengajak masyarakat bekerjasama untuk mendukung program puskesmas
STRATEGI SO
1.memberikan pelatihan terhadap tenaga kesehatan
2.meningkatan kualitas pelayanan kesehatan
STRATEGI ST
1.meningkatkan kinerja tenaga kesehatan
2.meningkatan program-program puskesmas termasuk program gizi
3.melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya
STRATEGI WT
1.melakukan penepatan kerja tenaga kesehatan sesuai bidangnya
2.memperbaiki manajemen puskesmas
3.melakukan pendekatan rutin dengan promkes kepada masyarakat.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Yuli yandara
BalasHapusNpm : 17410047p
Hadir
Analisis SWOT Tentang gizi buruk di puskesmas desa brabasan kec.Mesuji
Kekuatan ( Strength )
- Adanya Posyandu diseluruh wilayah kerja Puskesmas Mesuji
- Pelayanan kesehatan puskesmas yang memadai
- Keterampilan tenaga kesehatan
Kelemahan (weakneses)
- Pendataan yang kurang menyeluruh diwilalayah kerjanya
- Penderita gizi buruk yang tidak pernah keposyandu
- Peran kader yang belum optimal
- Cakupan program gizi yang belum maksimal
Opportunity
- Adanya kader kesehatan
- Lokasi puskesmas yang terjangkau
- Pengetahuan penduduk yang kurang tentang kesehatan
Treath
- Pola pengasuhan anak yang kurang
- Faktor lingkungan yang buruk
- Faktor ekonomi menengah kebawah
Strategi SO
- Penyuluhan tentang gizi buruk oleh tenaga kesehatan
- Kunjungan kerumah penderita gizi buruk
- Pelatihan kader kesehatan
Strategi wo
- Pendataan ulang oleh kader dan tenaga kesehatan
- Kerjasama lintas ector
Strategi ST
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
- Meningkatkan kualitas cakupan program gizi buruk
Strategi WT
- Mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif yaitu peningkatan gizi yang seimbang seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi dan pemberian vitamin....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : ELVA NURYANTI
BalasHapusNpm : 17410051P
Hadir
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk
Strength :
1. Ada tenaga profesional (Dokter umum dan para medis lainnya)
2. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (rawat inap dan laboratorium)
3. Kepercayaan terhadap puskesmas
Weeknes :
1. Pendataan kurang menyeluruh sehingga belum tercapai angka yang maksimal
2. Alokasi dana dari puskesmas yang masih kurang
3. Kuantitas dan kualitas Nakes yang masih kurang
Opportunity :
1. Lokasi wilayah puskesmas yang cukup luas
2. Adanya kader kesehatan di wilayah puskesmas
3. Adanya poliklinik swasta
Treath :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi
2. Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang masih rendah
3. Kurangnya koordinasi antara puskesmas dan kader yang ada
Strategi SO :
1. Meningkatkan kerjasama dengan dokter spesialis dan ahli gizi sebagai konsultan melalui program gizi buruk
2. Memberikan pembekalan dan pelatihan bagi para kader tentang masalah gizi buruk
3. Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi buruk
Strategi WO :
1. Memperbaiki system pendataan
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan
3. Meningkatkan peran serta kader dalam mendukung program gizi buruk
Strategi ST :
1. Melakukan survey dan memberikan kuesioner pada masyarakat wilayah puskesmas untuk mengetaahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang gizi buruk
2. Meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan (penyuluhan,konseling,pembagian leaflet,pemasangan poster)
Strategi WT :
1. Lebih melibatkan peran serta tokoh masyarakat ataupun organisasi masyarakat setempat tentang program gizi buruk
2. Mengadakan penyuluhan rutin serta memperbaiki perencanaan dan strategi program penyuluhan
3. Membangun koordinasi yang baik antar puskesmas,kader, maupun tokoh masyarakat setempat untuk melaksanakan program puskesmas tentang gizi buruk
4. Perluasan cakupan pelaksanaan program gizi buruk.
NAMA : SUSMALINI
BalasHapusNPM : 17410045P
HADIR
TUGAS MATAKULIAH : ANLISA KEBIJAKAN KESEHATAN
Buat matrik SWOT sebagai strategi menanggulangi gizi buruk di tempat tinggal/tempat lainnya
Analisis SWOT adalah untuk mempertegas aspek-aspek mana saja yang berpeluang dan ancaman eksternal, serta kekuatan dan kelemahan internal dalam puskesmas Temon Kab.Kulon Progo Jawa Timur.
1.Kekuatan (strenghhts)
Terdapat beberapa aspek lingkungan internal yang merupakan kekuatan bagi puskesmas Temon 1 untuk meningkatkan ) kinerja karyawan dalam pelayanan gizi buruk. Adapun Aspek tersebut mencakup sumber daya manusia yang meliputi sebagai berikut:
a. Fasilitas pelayanan, tersedianya ruangan rawat yang baik dan nyaman untuk pelayanan balita gizi buruk.
b. Sumber daya manusia, khususnya untuk pelayanan gizi puskesmas Temon telah memiliki ahli gizi dan telah memiliki pelatihan-pelatihan untuk penatalaksanaan gizi buruk
c. Biaya, sejauh ini biaya operasional makan dan pelayanan gizi pasien melalui proses perencanaan anggaran untuk biaya makan pasien, dan diajukan kepemerintah setempat.
Program-program pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi kasus gizi buruk
2.Kelemahan (weaknesses)
a. Fasilitas pelayanan, untuk melakukan pelayanan makan dan konsultasi gizi pasien diperlukan ruangan yang nyaman hanya saja kerena peralatan yang ada sudah pada rusak sehingga diperlukan biaya penggantian alat tersebut. Diperlukan alat transportasi bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan posyandu.
b. Sumberdaya Manusia , yang ada sudah terlatih namun belum sepenuhnya diimplementasikan di tempat kerja.
c. Biaya merupakan factor yang penting hanya saja dalam prosesnya banyak mengalami kendala, misalnya pencairan dana BPJS memerlukan waktu klaim yang lumayan lama.untuk meningkatkan partisipasi kader dalam mengadakan kegiatan posyandu .
c. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk memeriksakan anaknya ke fasiltas pelayanan kesehatan
d. Kuranngnya kesadaran orang tua untuk menimbang anaknya ke posyandu
3.Peluang ( opportunities)
a. Fasilitas pelayanan, untuk setiap instansi memiliki cirri untuk setiap pelayanan khususnya untuk pelayanan gizi buruk.hal ini bisa di tingkatkan untuk mengscrening kasus gizi buruk
b. Sumberdaya Manusia , ahli gizi yang ada bisa memperdayakan kader-kader di wilayah kerja puskesmas setempat , serta mengadakan penimbangan balita setiap bulannya.
c. Program-program pemerintah pusat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menanggulangi kasus gizi buruk
d. Mengadakan penyuluhan tentang pola makan bayi dan balita untuk mencegah kasus gizi buruk.
4.Ancaman ( Threats)
a. Fasilitas kesehatan, Hendaknya fasilitas dan peralatan dalam mengadakan penimbangan pada balita hendaknya di sediakan dengan baik. Sebab jika fasilitas dan peralatan untuk mengscreening kasus gizi buruk tidak memadai makan akan sulit mendeteksi kasus gizi buruk, misalnya sarana trsnsportasi bagi ahli gizi.
b. Sumberdaya manusia, untuk memenuhi tenaga ahli gizi disetiap puskesmas agar bisa menggerakkan kegiatan posyandu di wilayah kerjanya.
c. Perluh diadakan insentif untuk kader-kader di posyandu untuk memotivasi keaktifan para kader setempat.
d. Letak Wilayah yang susah di jangkau sehingga ada beberapa tempat yang tidak aktif posyandunya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Erika Dwi Permana
BalasHapusNPM : 17410038P
Hadir
Matrik SWOT Penanggulangan Gizi Buruk
KEKUATAN (S)
a. Petugas ahli gizi yang kompeten.
b. Adanya program pojok ASI yang bertujuan meningkatkan peran serta ibu yang memiliki bayi untuk memberikan ASI dengan aman dan benar.
c. Adanya kerjasama yang baik antara ahli gizi, dokter, perawat, dan bidan.
d. Adanya Posyandu terjalin hubungan yang baik antara kader posyandu, masyarakat yang mempunyai bayi dan balita untuk meningkatkan status kesehatan.
e. Adanya puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang utama di masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
f. Puskesmas mendorong kader untuk aktif mendatangi ibu-ibu yng tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya, untuk selanjutnya dianalisa penyebabnya dan selanjutnya diberikan alternative pemecahan masalahnya.
g. Adanya fasilitas penunjang puskesmas (laboratorium)
h. Pemantauan kesehatan dengan penimbangan berat badan pada balita secara rutin membuat kebutuhan gizi yang terkontrol.
i. Adanya forum komunikasi kader posyandu dengan petugas gizi puskesmas.
KELEMAHAN (W)
a. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk datang menimbang bayi dan balita.
b. hasil penimbangan bayi dan balita menggunakan SKDN masih di bawah target
c. Ckupan ibu nifas mendapat kapsul vit A masih dibawah target3.
KESEMPATAN (O)
a. Letak puskesmas yang strategis yang mudah dijangkau masyarakat.
b. Letak Puskesmas yang dekat dengan Rumah Sakit
c. Tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi yang cukup baik pada masyarakat
ANCAMAN (T)
a. kurangnya angka bayi dan balita naik timbangannya.
b. angka ibu nifas yang mendapat kapsul vit A
STRATEGI WO
1.mengajarkan kader kesehatan untuk dapat ikut serta memberikan penyuluhan gizi
2.mengajak masyarakat bekerjasama untuk mendukung program puskesmas
Strategi SO
1. Meningkatkan kerja sama antara masyarakat dengan puskesmas atau posyandu melalui penyuluhan gizi buruk
2. Memberikan pembekalan atau pelatihan bagi kader tentang gizi buruk
STRATEGI ST
1.meningkatkan kinerja tenaga kesehatan
2.meningkatan program-program puskesmas termasuk program gizi
3.melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan lainnya
STRATEGI WT
1. Petugas harus mengenal kondisi masyarakat khusus dalam hal minim ilmu gizi pada petugas
2. melakukan pendekatan rutin dengan promkes kepada masyarakat.
NAMA : INTAN KURNIA PUTRI
BalasHapusNPM : 17410042P
HADIR
Matrik SWOT penanggulangan gizi buruk.
Kekuatan (S)
• Adanya Tenaga kesehatanDokter dan Tenaga Gizi Klinis di puskesmas
• Adanya Fasilitas penunjang di puskesmas
• Adanya program gizi dan sistem pelaporan gizi di puskesmas dan kabupaten
• Adanya kader kesehatan di setiap wilayah puskesmas
Kelemahan (W)
• Pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk belum optimal
• Kualitas tenaga Kesehatan masih Kurang Baik
• Dana Puskesmas untuk program gizi masih kurang
• Cakupan pelaksaan program gizi kurang menyeluruh
Peluang (O)
• Kinerja Dinas Kesehatan Cukup Baik
• Adanya Kader Kesehatan di tingkat puskesmas
• Adanya Poliklinik Swasta
• Dokter praktek swasta dan bidan swasta
• Adanya posyandu
Ancaman (T)
• Kurangnya pengetahuan masyarakat dan dukungan keluarga tentang Gizi yang baik
• Tingkat pendidikan dan status ekonomi masih rendah
• Kurangnya kordinasi antara puskesmas dan kader kesehatan di masyarakat
Strategi SO
• Kerjasama Dokter dengan ahli gizi
• Pelatihan kader tentang gizi yang baik
• Meningkatkan mutu pelayanan medis gizi
• Kerjasama klinik dan praktek swasta dalam penanganan gizi buruk
• Optimalisasi program gizi
Strategi WO
• Memperbaiki sistem pelaporan dan pendataan kasus gizi buruk
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dalam penyuluhan dan penanganan kasus gizi buruk dapat berjalan optimal
• Meningkatkan peran serta kadar dalam mendukung program gizi
• Kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan program gizi
• Melakukan pendekatan rutin kepada masyarakat
Strategi ST
• Melakukan Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi yang baik
• Pemberian Makanan tambahan kepada penderita gizi buruk
• Mengoptimalkan kerjasama antara puskesmas dan kader kesehatan masyarakat
Strategi WT
• Melakukan kegiatan yang melibatkan peran serta tokoh masyarakat dalam mendukung program gizi
• Mengadakan penyuluhan rutin dan memperbaiki strategi dalam program gizi
• Kerjasama yang baik antara kader tokoh masyarakat dalam pelaksaan program
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : SAM HARIYANTO
BalasHapusNPM : 17410043P
HADIR
MATRIK SWOT SEBAGAI STRATEGI MENANGGULANGI GIZI BURUK
Kekuatan ( S )
-Adanya tenaga ahli gizi yang professional di setiap fasilitas
kesehatan
-Adanya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga ahli gizi
-Melakukan pembinaan dan penyuluhan ke masyarakat tentang program
Gizi
-Adanya Standar dalam pemenuhan gizi pasien
Kelemahan ( W )
-Faktor pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang berbeda
-Kurangnya tenaga ahli gizi di setiap fasilitas kesehatan
-Kurangnya pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat
-Fasilitas peralatan untuk kegiatan penyuluhan dalam masyarakat
sangat terbatas.
Peluang ( O )
-Adanya posyandu,
-Adanya praktisi kesehatan ( dokter dan bidan praktek swasta )
-Adanya informasi dari media sosial
STRATEGI ( SO )
-Meningkatkan kerjasama dengan konsultan gizi dan dokter
spesialis
-Meningkatkan mutu pelayanan tenaga gizi
-Pembagian makanan tambahan
STRATEGI ( WO )
-Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga gizi
-Mengoptimalkan program penyuluhan gizi
-Meningkatkan koordinasi antara tenaga kesehatan
THREATS ( Ancaman )
-Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi yang baik
-Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah
-Kurangnya asupan makanan yang bergizi
-Kurangnya koordinasi antara tenaga kesehatan
STRATEGI ( ST )
-Melakukan pendataan
-Melibatkan pamong desa
STRATEGI ( WT )
-Mengadakan posyandu rutin
-Mengadakan program penyuluhan tentang gizi buruk
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDesi Maya Lestari
BalasHapusNPM 17410035P
hadir
MATRIKS SWOT GIZI BURUK
KEKUATAN (S)
1. Adanya keterpaduan dan kerjasama lintas program, lintas sektor,dalam penanganan masalah gizi buruk.
2. Adanya komitmen dari pimpinan pada pengambilan kebijakan keputusan dalam mengatasi masalah gizi buruk
4.Adanya sumber daya manusia yang kompeten dan memadai bagi pelaku program masalah gizi.
KELEMAHAN (W)
1. Masih adanya keluarga miskin sehingga berdampak dalam memenuhi kebutuhan asupan harian.
2.Transportasi sarana dan prasarana serta akses yg masih sulit dijangkau bagi masyarakat didaerah tertentu shg untuk yankes susah.
3. Ketersediaan nakes yang tidak merata shg masyarakat awam seringkali tidak terpapar informasi tentang tatalaksana gizi buruk dari nakes.
PELUANG (O)
1. Sumber daya alam yang kaya shg mampu menjadi modal dlm prog penanggulangan gizi buruk, cth pemberdayaan makananlokal
2.Sumber daya manusia yang banyak memungkinkan akan mmenjadi peluang untuk mudah dlm penanggulangan gizi buruk bila hal ini dikelola dengan baik.
3. Keanekaragaman cultur,agama,suku,dll akan menjadi wahana harta karun yg luar biasa dlm memandang perlunya penanganan gizi buruk sbg upaya corak budaya indonesia yang ingin sehat dan maju
ANCAMAN (T)
1. Luasnya wilayah menyebabkan sulitnya konsentrasi pemerintah dlm kebijakan penanganan gizi buruk.
2. Kwalitas SDM masyarakat yg berbeda-beda shg untuk justifikasi penanganan gizi buruk harus disesuaikan dg kwalitas SDM daerah tersebut.
3.Masih banyak masyarakat yg hidup dengan garis kemiskinan shg menjadi sangat berat penanganan gizi buruk scr nasional jika tidak dikerjakan oleh semua lini yg terkait.
STRATEGI SO
1. Dengan pemanfaatan SDA yg maksimal memungkinkan terjadinya keterpaduan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk penanganan gizi buruk juga sebaliknya.
2.Adanya komitmen dari pimpinan pada pengambilan kebijakan sangat didukung dan dipengaruhi oleh SDM,SDM yg banyak lebih mudah dl penanganan gizi buruk.
3.Dukungan dan peran serta masyarakat yg beranekaragam yang aktif sangat mempengaruhi dalam kegiatan pengentasan gizi buruk.
STRATEGI WO
1.DEngan SDA yg kaya lebih dari cukup dimanfaatkan secara maksimal bisa menjadi modal dl memenuhi kebutuhan asupan harian shg meminimalisir keluarga miskin
2.walaupun transportasi,sarana msih kurang untuk daerah ttt akan bisa diatasi dg SDM yg banyak dan memadai penyebaran merata yankes tdk akn mengalami kesulitan
3. Ketersediaan nakes yg tdk merata bisa diatasi dg melibatkan mayarakat untuk berperan aktif dlm mengentaskan gizi buruk.
STRATEGI ST
1. LUasnya wilayah tidak menjadi halangan dg adanya keterpaduan dan kerjasama yg baik antar lintas program, lintas sektor dlm penanganan masalah gizi buruk.
2. Adanya komitmen dari pimpinan steakholders pd pengambilan kebijakan keputusan disesuaikan dg SDM dalam mengatasi masalah gizi buruk.
3. Dukungan dan peran serta masyarakat yang aktif dl kegiatan pengentasan gizi buruk,adanya sumberdaya manusia yang kompeten dan memadai bagi pelaku program masalah gizi diharapkan memudahkan untukpenanggulangan gizi buruk.
STRATEGI WT
LUasnya wilayah bisa menjadi peluang untuk bisa memanfaatkan SDA sehingga berkurangnya keluarga miskin
TRansportasi sarana dan prasarana serta akses yg masih sulit dijangkau bagi masyarakat daerah ttt bisa diatasi dg pemerataan SDM dan petugas yankes yang kompeten.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus